Jokowi Soroti Lebarnya Jurang si Kaya dan si Miskin

JAKARTA, JO- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyoroti lebarnya jurang pemisah (gap) antara orang kaya dan orang miskin. Menurutnya, persoalan itu menjadi akar persoalan utama dalam kehidupan keberagaman masyarakat.

Hal itu disampaikan Jokowi pada saat memberikan sambutan di acara peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-9 The Wahid Institute di Jakarta, Kamis (26/9) siang.

Mantan walikota Solo ini memberikan contoh kemegahan dan gaya hidup orang-orang yang berkantor di daerah Jalan Sudirman, kemudian bandingkan dengan keadaan hidup masyarakat yang ada di pemukiman miskin di daerah Pademangan, Tanah Tinggi dan Cakung.

“Perbedaannya bagai jarak dan bumi, padahal jarak tempatnya bersebelahan. Lebarnya gap antara si kaya dan si miskin menjadi persoalan yang sangat rawan yang bisa mengusik keberagaman masyarakat bangsa kita,” kata Jokowi.

Jokowi saat memberikan sambutan HUT The Wahid Institute.
Ada jutaan orang miskin terdapat di DKI Jakarta, kata Jokowi, dan ini adalah problem bersama.

Peringatan HUT diadakan di kantor The Wahid Institute di bilangan Matraman Jakarta pusat, ikut hadir antara lain Jenderal (purn) Wiranto, Akbar Tanjung, Ketua PBNU KH Said Aqil Sirodj, Jenderal (purn) Luhut Panjaitan, Jaya Suprana dan beberapa duta besar Timur Tengah.

Sementara putri KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenni Wahid dalam sambutannya mengatakan, selama sembilan tahun melakukan pembelaan-pembelaan terhadap konflik bernuansa agama, The Wahid Institute melihat akhir-akhir ini gangguan terhadap kerukunan beragama sudah semakin menghawatirkan.

Konflik dan kerusuhan bernuansa agama dalam bentuk gangguan terhadap kebebasan beribadah akhir-akhir ini semakin marak di mana-mana. Faktor utama sebagai kunci dalam persoalan ini adalah ada pada pemimpin bangsa ini.

“Pemimpin bisa menghentikan konflik-konflik seperti ini, tetapi bisa juga memperparah keadaan ini,” kata Yenni.

The Wahid Institute adalah sebuah wadah yang didirikan oleh keluarga dan kerabat Presiden ke-4 RI Abdurahman Wahid sembilan tahun lalu. Lembaga ini bermaksud meneruskan gagasan-gagasan Gus Dur dalam merawat keberagaman dan kebhinekaan bangsa dengan cara menyebarkan kedamaian dan melindungi kaum lemah.

Peringatan Harlah ke-9 The Wahid Institute mengambil tema “Menyebar Kedamaian, Melindungi yang Lemah”. (simson/jo-2)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.