Suasana seminar pendidikan di Lenteng Agung, Jaksel. (foto:lian)
JAKARTA,JO- Seorang pengamat pendidikan menegaskan menjadi guru harus berani menanggung risiko, termasuk menjadi stres. Karakter guru adalah murid pertama dari setiap ucapan sang guru.

Hal itu dikatakan Drs Zulfikri Anas, MPd dalam seminar bertajuk Jadi Guru atau Tidak Sama Sekali, Intip Peran Guru Dalam Kurikulum 2013 yang diadakan oleh Universitas Indraprasta di Lenteng Agung,Jakarta Selatan, Rabu (9/10).

Selain Zulfikri Anas hadir juga sebagai pembicara Yayan Sudrajat, SE, MPd; dan Akhmat Supriyatna, MPd.

“Menjadi guru harus berani menanggung akibatnya, harus siap stres. Jati diri itu seperti pohon, jadikan buahnya manis,” kata Zulfikri Anas.

Mengutip Eric Jensen, dia mengatakan anak-anak yang gagal dan sekolah yang gagal adalah sebuah indikasi dari adanya system yang salah, bukan otak yang salah.pada bagian lain Zulfikri Anas mengatakan kurikulum itu adalah jati seorang guru.

Menurutnya, anak berprestasi itu bukan karna mencapai angka nilai rata-rata atau mendapat kedudukan di kelas IPA. Dikatakan juga tidak ada format pendidikan yang baku artinya tidak ada satu aliran yang sesuai. Pendidikan harus menggunakan berbagai pendekatan dari berbagai aliran.

Dia kemudian menganjurkan perlunya perubahan mindset pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua, siap memperbaiki kualitas pembelajaran, siap mengembangkan, diri secara berkelanjutan, siap meningkatkan mutu pendidikan, siap menyampaikan pesan moral dalam setiap pembelajaran. (lian)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.