Nobel Sastra untuk Alice Munro, Sang "Master Cerpen Kontemporer"

Alice Munro
JAKARTA, JO- Penulis Kanada Alice Munro memenangkan Hadiah Nobel untuk Sastra tahun 2013. Saat mengumumkan pemenang,  Peter Englund, sekretaris tetap Swedish Academy, menyebut wanita ini sebagai seorang "Master Cerita Pendek (Cerpen) Kontemporer".

Wanita berusia 82 tahun, yang telah banyak menulis buku, termasuk "Dear Life and Dance of the Happy Shades", adalah satu dari 13 wanita yang memenangkan Nobel sejak 1901.

"Saya sungguh tidak pernah berpikir saya akan memenangkannya (Nobel-Red)," kata Munro kepada media Kanada, Jumat (11/10).

Meski begitu, dia berharap apa yang dicapainya ini membuat orang dapat melihat cerpen sebagai seni yang penting.

Hadiah yang diterimanya dari Yayasan Nobel bernilai 8 juta kronor (£ 770,000). Pemenang sebelum ini meliputi nama-nama raksasa sastra seperti Rudyard Kipling , Toni Morrison dan Ernest Hemingway.

Peter Englund mengatakan kepada AP, dirinya belum bisa menghubungi Munro menjelang pengumuman itu, sehingga dia hanya meninggalkan pesan di mesin penjawab telepon di rumah Munro yang memberitahukan kemenangan wanita ini.

Munro kemudian mengetahuinya setelah putrinya membangunkannya dan menceritakan dia telah memenangkan Nobel. Reaksi Munro saat itu "sangat terkejut" dan "senang".

Berbicara kepada Canadian Broadcasting Corporation (CBC), dia bilang dia selalu melihat peluangnya untuk menang sebagai "salah satu mimpi pipa" yang "mungkin terjadi, tapi mungkin tidak akan".

Sejak tahun 1960, Munro telah menerbitkan lebih dari puluhan koleksi cerita pendek, kebanyakan di negara asalnya barat daya Ontario. Munro sendiri lahir 10 Juli 1931 di dekat Wingham, Ontario, Kanada.

Munro, yang mulai menulis pada masa remajanya, menerbitkan cerita pertamanya "The Dimensions of a Shadow" pada tahun 1950.

Dia saat itu sedang belajar jurusan Inggris di University of Western Ontario.

"Dance of the Happy Shades" diterbitkan tahun 1968, merupakan koleksi pertama Munro, yang kemudian mengantarnya menjadi pemenang penghargaan tertinggi sastra Kanada, the Governor General's Award.

Tahun 2009, dia memenangkan "the Man Booker International Prize". "Saya pikir mungkin saya sukses melakukan ini karena saya tidak punya talenta yang lain," katanya suatu ketika dalam sebuah wawancara.

Editor Seni BBC Will Gompertz menyebut Munro "di puncak permainannya sejak dia memulainya". "Jika dia tidak memenangkan Nobel ini sebelum dia meninggal dunia, saya pikir ini kelalaian, kelalaian yang mengerikan," tulis Will Gompertz.

Sementara pemenang Pulitzer Prizedan penulis "The Virgin Suicides," "Middlesex" dan "The Marriage Plot", Jeffrey Eugenides menilai Munro sebagai penulis handal yang menggeser banyak sudut pandang dan skema waktu, dengan pengemasan cerita dengan kepadatan maksimal. Meskipun dia kurang sepakat dengan kata "master" yang diberikan panitia Nobel kepadanya.

"Dia penulsi yang paling 'ganas' yang pernah saya baca, juga yang paling lembut, paling jujur, paling peka. Ini adalah tahun dimana tidak ada komplain mengenai pemenang Nobel Sastra seperti yang terjadi sebelumnya. Saya sangat gembira Munro menang," kata Jeffrey Eugenides. (jo-2)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.