Sampah Kayu Penuhi Kali di Pinggir Jalan Tubagus Angke

Sampah menumpuk di pinggir kali  Jalan Tubagus Angke,
umumnya sampah kayu yang dibuang  begitu saja ke dalam
kali. (foto:jo-6)
JAKARTA, JO- Sepanjang Kali Jodoh perbatasan Kecamatan Tambora dengan Kecamatan Penjaringan di Jalan Tubagus Angke, Jakarta Barat (Jakbar) dipenuhi sampah kayu, tumbuhan liar, plastik serta sampah bekas dagangan para pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di badan Jalan Tubagus Angke.

Menurut Sumanto, sopir truk angkutan sampah dari Sudin Kebersihan Jakbar, sampah kayu yang berada di dalam kali ini adalah kayu bekas bongkaran gubuk pedagang kayu yang berada sepanjang pinggiran kali.Sebagian gubuk yang terbuat dari kayu dibongkar karena ada proyek pekerjaan pemasangan Shetpile.

"Pemilik gubuk membuang kayu yang sudah rusak atau tidak layak digunakan lagi dan dibuang ke kali. Kami kewalahan mengangkut sampah dari dalam kali karena banyaknya kayu bekas di dalamnya. Sudah seminggu ini sampah kayu banyak tertumpuk di sini," keluh Sumanto, di Jakarta, Kamis (10/10).

Sumanto menambahkan,setiap hari di Jalan Tubagus Angke pihaknya mengangkut sampah sebanyak dua truk yang bermuatan empat ton.

"Kami mengangkut sampah pada saat pagi hari dan sore hari sampai tuntas. Sampah di dalam kali berasal dari pedagang seperti pedagang sayur-sayuran,tomat dan lain sebagainya di buang ke kali. Selain itu juga ada sampah plastik yang tidak tahu pasti sampah datangnya darimana,soalnya setiap hari ada saja sampah menumpuk," ungkap Sumanto.

Petugas kebersihan tampak kewalahan mengangkat sampah
dari dalam kali.
Dikatakan, setiap hari mereka mengangkut sampah sebanyak 8 ton dari dalam kali. Untuk mengangkutnya harus bolak-balik dua kali untuk meminimali sampah di dalamnya. "Itu kami lakukan setiap hari atas instruksi dari Kasudin Kebersihan Jakbar," katanya.

Ricky, warga Jelambar, Kelurahan Wijaya Kusuma Jakbar mengatakan,kondisi kali di Jalan Tubagus Angke sangat memprihatinkan. Selain air kali itu sudah setinggi dengan jalan raya, kalau hujan pasti luber. Kondisi diperparah lagi dengan banyak bangunan rumah liar di sepanjang kali yang digunakan untuk berjualan kayu bekas.

"Kadang kayu yang tidak layak pakai mereka buang begitu saja ke kali," kata Ricky.

Tidak hanya itu, setiap malam hingga pagi di sepanjang pinggiran kali atau dari pukul 22.00 WIB sampai pukul 07.00 WIB pinggiran kali ini dijadikan pasar untuk menggelar dagangan. Usai berjualan sampah sisa jualan kerap ditinggal di pinggir kali dan tak sungkan juga membuangnya ke dalam kali.

Kasudin Kebersihan Jakbar Hj Wahyu Pudjiastuti mengakui,memang di kali itu ada sampah kayu tapi tiap hari juga diambil dan diangkut ke truk sampah. "Volumenya mencapai enam sampai tujuh ton per harinya yang kita angkut," katanya. (jo-6)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.