Kondisi Pintu Air Memprihatinkan, Jakarta Kekurangan Ekskavator
Rumah pompa di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara. (foto: jo-6) |
Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan kepada wartawan, di Jakarta, Senin (4/11), salah satu pintu air yang memerlukan perhatian adalah pintu air Manggarai, Jakarta Selatan (Jaksel) yang setiap hari menghasilkan 30 ton sampah.
Sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 215 Tahun 2012 tentang Pengintegrasian dan Optimalisasi Pengelolaan Sampah,per tanggal 1 April 2013, penanganan sampah di sungai,kali, dan badan air telah menjadi tugas pokok dan fungsi Dinas Kebersihan DKI. Meskipun tanggung jawab atas pintu air diserahkan kepada Dinas Kebersihan Jakarta.Dins PU DKI secara rutin juga mengecek dan meninjau keadaan pintu air.
"Pengecekan berkala ini dilakukan agar jika ditemukan gangguan yang menghambat fungsi pintu air, dapat segera diatasi,"begitu Manggas.
DKI Jakarta memiliki 221 pintu air. Diantaranya di Jakarta Utara sebanyak 89, di Jakarta Barat 46 pintu air, di Jakarta Timur 30 pintu air, di Jakarta Pusat 38 pintu air, dan di Jakarta Selatan 18 pintu air.
Pengerukan sampah di pintu air diprioritaskan dilakukan di pintu air Manggarai, Istiqlal, Setiabudi, dan Ancol.
Yang menjadi kendala dalam pengerukan sampah di pintu air ini, menurut Manggas adalah keterbatasan alat berat atau ketersediaan ekskavator. Dikatakan, saat ini Dinas PU DKI hanya memiliki enam unit alat berat. Untuk mencukupi kebutuhan alat berat itu, Pemprov DKI mendapatkan bantuan dari beberapa perusahaan swasta penyumbang, misalnya saat mengeruk lumpur di Waduk Pluit, Jakarta Utara.
Selain itu, Jakarta juga mendapat bantuan alat berat dari badan usaha milik daerah (BUMD) DKI, yakni PT Jakarta Propertindo.
"Mudah-mudahan tahun ini akan ada penambahan sebanyak 23 unit alat berat berbagai ukuran. Dengan demikian, pengerukan sungai dan waduk dapat dilakukan secara bergantian setiap hari," harapnya. (jo-6)
Tidak ada komentar: