Selama Tergantung pada Peralatan Komunikasi LN Indonesia Rawan Disadap

Satelit (Ilustrasi)
JAKARTA, JO- Indonesia harus memiliki satelit sendiri, bukan sewaan, untuk keperluan strategis, seperti pertahanan, intelijen dan kepolisian, sehingga tidak mudah disadap oleh negara-negara lain.

Menhan Pramono Yusgiantoro mengatakan di Komisi I DPR, Jakarta, Kamis (28/11), Indonesia kebobolan disadap oleh negara asing karena satelit yang dipakai saat ini adalah sewaan.

Selain Menhan, rapat ini juga menyertakan Menlu, Menkominfo, Mensesneg, Kepala BIN, Kepala Lemsaneg, dan Kapolri, khusus membahas penyadapan, yang menjadi pemicu ketegangan hubungan Indonesia dan Australia terakhir ini.

"Begitu mudahnya kita disadap karena kita pakai satelit sewaan. Kita harus punya satelit sendiri untuk tujuan strategis," kata Pramono.

Rencana pengadaan satelit sendiri itu sendiri mendapat dukungan dari Komisi I DPR, Kementerian Perhatanan, dan Badan Intelijen Negara (BIN).

Kepala BIN Marciano Norman juga mengatakan, selama Indonesia masih tergantung peralatan luar negeri, kemungkinan penyadapan akan besar terjadi.

"Kemandirian dalam menata komunikasi dengan alat-alat dalam negeri akan memberikan keamanan yang lebih," tutur Marciano.

Wakil Ketua Komisi I DPR Ramadhan Pohan di sela-sela rapat sempat mempertanyakan apakah rapat di Komisi I DPR ini aman atau secure dari penyadapan.

"Aman nggak ini Pak Djoko (Kepala Lemsaneg)," tanya Pohan. (jo-1)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.