Undangan Diduitin Honorer Tukang Ketik Sambutan, Jokowi Berang
Ilustrasi |
Dia pun langsung mendatangi Rumah Sakit Jakarta yang sebelumnya mengirimkan SMS yang berisi keluhan mengenai ulah seorang PNS di Pemprov DKI yang meminta sejumlah uang agar dapat mendatangkan Jokowi ke acara RS Jakarta.
"Saya langsung mendatangi RS Jakarta dan mengonfirmasi kebenaran informasi yang beredar luas itu," kata Jokowi usai mendatangi RS Jakarta, Rabu (6/11).
Jokowi mengaku isu itu memang sangat sensitif karena merugikan dirinya dan orang lain. Dia pun berjanji untuk menindak oknum PNS yang disebut-sebut pihak RS Jakarta. "Ini sangat sensitif," kata dia.
Informasi mengenai perlunya uang untuk mengundang Jokowi sebelumnya diakui dikirimkan pimpinan Yayasan Rumah Sakit Jakarta, Benjamin Mankoedilaga. Menurut Benjamin,peristiwa tersebut terjadi saat dirinya mengutus seseorang bernama Apit (Akib) untuk mengantarkan surat permohonan kepada Jokowi untuk dapat hadir dan memberikan sambutan dalam acara HUT ke-60 RS Jakarta.
Kegeraman juga ditunjukkan Kepala Biro Kepala Daerah dan Hubungan Luar Negeri Pemprov DKI Jakarta Heru Budi Hartanto. Dia mengatakan akan bertemu terlebih dahulu dengan staf RS Jakarta, dan kalau benar yang dimaksud meminta duit itu adalah oknum tenaga honorer berinisial D, dia akan langsung memecat.
"Kalau benar D secara duniawi dan akhirat besok saya pecat dan harus tanggung jawab," tegas Heru.
D adalah tenaga honorer, bukan PNS, yang berada di biro yang dipimpin Heru. Dia petugas pengetik tim sambutan.
Heru sendiri sudah memanggil dan memeriksa D, namun D tidak mengaku meminta sejumlah uang untuk mendatangkan Jokowi dalam acara HUT Rumah Sakit Jakarta.
"Pagi saya panggil, dan sejak semalam sudah diinterogasi sampe 11 malam. D pun membenarkan kalau dirinya berkomuinkasi dengan Akib (kurir yang ditugaskan mengundang Jokowi), tapi ia membantah meminta uang kepada pengelola rumah sakit itu untuk mendatangkan Jokowi," kata Heru.
Menurut Heru lagi, selama Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dirinya selalu memperketat segala urusan, mulai dari sambutan hingga undangan. "Selama Pak Jokowi saya memperketat sambutan tertulis, karena takut disalahgunakan. Selain itu harus tepat waktu. Karena dari honorer, petugas pengetik, dan tim sambutan ada di bawah saya," katanya.
Sementara sebelumnya, Jokowi menyebut dirinya memang belum tentu bisa menghadiri setiap undangan yang dikirimkan kepadanya. Setiap harinya ada sekitar 30-40 undangan, dan terpaksa memilih acara mana yang akan dihadiri. "Ya, mengundang belum tentu saya hadir dan ada 30-40 undangan. Pagi sampai malam dan capek. Jadi jangan ada yang mematahkan seperti ini," ucapnya. (jo-2)
Tidak ada komentar: