Bravo Polri, Kikis Terus "Hilang Kambing Habis Sapi"

Dua korban curanmor yang motornya dikembalikan tanpa biaya
apapun oleh Kapolsek Cilandak Kompol Sungkono. (foto: Twitter)
JAKARTA, JO- Budaya mengharapkan imbalan atas jasa yang sudah seharusnya menjadi tugas dan kewajiban sebagai anggota Kepolisian RI memang sudah seharusnya dikikis. Perubahan budaya ini pun mengembalikan citra polisi sebagai pelayan dan pengayom masyarakat.

Seperti disampaikan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Pol Putut Bayuseno di sela-sela acara jumpa pers akhir tahun di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (27/12), anggota polisi yang tulus dan jujur dalam menjalankan tugas merupakan dambaan masyarakat.

Ia pun merujuk pada Ipda Basuki Rahmat yang kemudian mengganjarnya dengan penghargaan karena menolak "uang terima kasih" dari seorang warga yang kehilangan handphone (HP).

Sabtu (28/12) hari ini, tindakan yang sama juga dilakukan Kapolsek Cilandak Kompol Sungkono, yang menyerahkan dua motor korban pencurian kendaraan bermotor (curanmor) tanpa dipungut biaya apapun.

Informasi yang disampaikan melalui akun Twitter @ResJaksel itu kemudian mendapat sejumlah tanggapan dari masyarakat. Seperti @DitoDunk, misalnya, mengatakan, tindakan yang dilakukan Kapolsek CIlandak itu yang membuat masyarakat simpati dan cinta dengan polisi. "Kikis terus pemeo 'ilang kambing habis sapi'", tulisnya.

"Hilang kambing habis sapi" maksudnya barang yang hilang tidak seberapa harganya tapi biaya pengurusannya untuk menemukan kembali habis melebihi barang yang hilang. Pemeo ini merujuk pada pengalaman warga bahwa mengurus sebuah keperluan di polri memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Kepada Jakarta Observer.com, siang ini, seorang warga Pasar Minggu, Adrian, menyebut perubahan budaya pelayanan di lingkungan polri merupakan bagian yang sangat penting dari reformasi Polri.

"Bravo Polri, lanjutkan terus perbaikan-perbaikan semacam ini. Bapak Kapolri maupun kapolda harus mengawalnya terus. Masyarakat memang sangat merindukan sosok polisi yang pengayom yang dicintai, meski bukan berarti tidak tegas," katanya. (jo-3)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.