Polri Butuh Keteladanan, dan Tempatkan Polisi yang Baik di Posisi Strategis
Abraham Samad |
Hal itu disampaikan Samad dalam diskusi bedah buku karangan Suhartono berjudul "Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan", terbitan Kompas Media Nusantara, di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (11/12).
"Pertama kita harus membangun sistem. Yang terpenting sistemnya dibangun untuk menyetop. Kemudian orang-orangnya, tempatkan polisi-polisi yang baik di posisi strategis," kata Abraham Samad.
Setelah sistem diperbaiki sedemikian rupa, yang harus diperhatikan adalah sumberdaya manusia yang akan masuk ke kepolisian.
"Mulai rekruitmen dan seterusnya. Ada yang bayar juga zaman dulu (untuk masuk Polri). Jadi kalau ketika menjabat, ini salah kalau mencari uang juga," kata Samad.
Dikatakan, yang terpenting pemimpin di kepolisian mampu memberi teladan. Dengan begitu, bawahannya akan mengikuti.
"Contoh kalau Kapolrinya suka 86, yang bawah juga suka 86. Tapi kalau baik, bawahannya akan mengikuti," kata Samad. Istilah 86 adalah istilah memberikan uang agar masalah selesai. Biasa diartikan sebagai salam tempel. (leman)
Tidak ada komentar: