Joko Widodo bersama Presiden SBY, Mensesneg Sudi Silalahi dan Seskab Dipo Alam.
JAKARTA, JO- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengundang secara khusus Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ke Kantor Presiden. Inilah undangan khusus pertama kali yang ditujukan kepada DKI-1 itu setelah memimpin Jakarta selama dua tahun.

Pertemuan berlangsung selama satu jam, sejak pukul 14.00 WIB. Turut mendampingi Presiden SBY adalah Mensesneg Sudi Silalahi dan Seskab Dipo Alam. Jokowi saat itu hadir dengan pakaian adat Betawi. Sebenarnya, menurut Jokowi bukan hanya dirinya yang diundang tapi juga Wagub DKI Basuki T Purnama (Ahok), namun karena Ahok masih liburan sehingga tidak ikut dalam pertemuan.

"Saya kira hampir semua disampaikan oleh beliau (Presiden-Red). Sehingga hampir satu jam kita mendapat arahan dari Pak Presiden," ujar Gubernur Jokowi.

Jokowi mengakui, sejak memimpin Jakarta dirinya dan Ahok belum pernah dipanggil secara khusus dan diberi arahan secara langsung oleh Presiden.

Pada awal pertemuan, Presiden SBY menanyakan banyak hal terkait persoalan di Jakarta, termasuk soal banjir dan macet. "Selalu siap ya," kata SBY. "Kalau sudah Desember, Jakarta harus siap-siap. Mudah-mudahan tidak ada apa-apa karena banjir besar itu kan 5 tahunan, kemarin banjir tahun 2012. Insya Allah amanlah," kata Presiden SBY.

Presiden SBY juga menawarkan bantuan jika memang ada yang perlu dibantu untuk Jakarta. "Beliau menanyakan apa ada persoalan-persoalan yang perlu didukung, perlu dukungan dari kementerian. Kalau memerlukan langsung dari Pak Presiden, juga silakan disampaikan," tambah Jokowi.

Makanya, sambung mantan walikota Solo ini, dia menyampaikan bahwa hubungan Pemprov DKI Jakarta dengan kementerian-kementerian bagus. "Langsung bertemu Pak Hatta, Pak Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan, Menteri PU, kami melakukan hubungan langsung," lanjutnya.

Presiden SBY kemudian membicarakan soal kesiapan Pemda DKI Jakarta menjelang tahun politik 2014. "2014 juga dibicarakan agar kesiapan pemilu yang sudah dekat, baik pemilu legislatif maupun pemilihan presiden juga diikuti, dikawal, dan KPU terus dipantau karena bagaimana pun Jakarta adalah ibukota negara," begitu Jokowi.

Khusus mengenai banjir dan kemacetan, Jokowi mengakui belum selesai dan membutuhkan waktu. Ia menjelaskan langkah-langkah yang sudah dan sedang dilakukan Pemda DKI Jakarta. (jo-2)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.