Sedikitnya 70 Wartawan Tewas dalam Tugas Sepanjang 2013

Fotografer Reuters Gleb Garanich yang terluka tampak
masih mengambil gambar para polisi antihuru-hara.
NEW YORK, JO- Sedikitnya 70 orang wartawan tewas dalam tugasnya di seluruh dunia pada tahun 2013, termasuk 29 orang yang tewas dalam meliput perang sipil di Suriah dan 10 orang di Irak, menurut Komite untuk Perlindungan Wartawan.

Namun begitu, International Federation of Journalist (IFJ) dalam rilisnya justru memberikan angka yang jauh lebih besar yakni sebanyak 108 orang. Mereka adalah jurnalis dan profesional media. Angka ini, menurut organisasi ini, menurun 10 persen dibandingkan tahun 2012, namun mengingatkan pemerintah perlu bertindak lebih kuat untuk mengatasi kasus-kasus pembunuhan wartawan ini. IFJ mewakili 600.000 wartawan di 134 negara.

Wartawan yang tewas di Suriah termasuk sejumlah jurnalis warga (citizen journalists) yang bekerja mendokumentasikan pertempuran di kota mereka, para penyiar yang bekerja untuk media yang berafiliasi dengan pemerintah atau oposisi, dan koresponden luar negeri, termasuk reporter Al-Jazeera, Muhammad al-Mesalma, yang tewas ditembak sniper.

Seperti dilansir AP, hari ini, enam wartawan tewas di Mesir. Setengah dari jumlah wartawan yang tewas itu dibunuh di Mesir itu tewas saat melaporkan berita kerusuhan yang terjadi antara militer dengan demonstran yang memprotes penggulingan  Presiden Muhammad Mursi pada 14 Agustus 2013.

"Timur Tengah menjadi ladang pembantaian wartawan," kata deputi direktur komisi ini, Robert Mahoney.

Komite Perlindungan Wartawan yang bermarkas di New York ini telah melacak peristiwa kematian wartawan dan penyiar sejak 1992. Sebagian besar pembunuhan itu telah didokumentasikan selama bertahun-tahun melibatkan orang-orang yang meliput berita di tempat mereka tinggal.

Banyak kematian wartawan terjadi dalam peristiwa pertempuran, atau  wartawan yang meliput daerah konflik, tapi jurnalis di beberapa negara juga dibunuh setelah melaporkan pada subyek sensitif.

Wartawan dan komentator yang meliput perilaku salah polisi, korupsi politik atau perdagangan narkoba dan topik sensitif lainnya tewas dalam insiden terpisah di Brazil, Kolombia, Filipina, India, Bangladesh, Pakistan dan Rusia. (jo-1)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.