Anas Urbaningrum, Pencinta Kuliner yang Kini Harus Berjuang Memenuhi Hasrat Kulinernya

Menu sedap yang di-tweet Anas Urbaningum terakhir kalinya pada 4 Januari 2014. (@anasurbaningrum)
JAKARTA, JO- Ketika masih menjabat sebagai ketua umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum menjadi sosok yang getol mempromosikan kekayaan kuliner Indonesia. Tak hanya getol mempromosikan, dia juga memang hobi makan khususnya makanan Indonesia, dan di setiap tempat yang dia singgahi selalu memburu kuliner khas daerah itu dan aktif mempromosikannya.

Ia bahkan sudah mempersiapkan buku mengenai kuliner Indonesia, karena menurut Anas, kuliner tidak harus sekadar dijaga, namun juga dikembangkan sebagai bagian dari kekayaan budaya. Di profil Twitter Anas di @anasurbaningrum bahkan dia memproklamirkan dirinya seagai "Pecinta Kuliner Nusantara, Penulis, Seneng Bal-balan".

Perubahan drastis memang terjadi sejak politisi muda ini ditahan KPK terkait dugaan korupsi proyek Hambalang, pada Jumat (10/1) malam. Jangankan mempromosikan kuliner, untuk menyantap makanan kesukaannya pun pastinya sulit karena aturan ketat; jangankan keluar untuk pasokan makanan dan minuman pun dibatasi, konsekuensi dari kasus hukum yang sedang dihadapinya.

Coba lihat apa yang dialami dua orang saudara kandung Anas Urbaningrum, yaitu Anna Luthfie dan Agus Nasiruddin yang menyambangi kantor KPK, hari ini. Keduanya khusus membawakan minuman dan makanan untuk Anas. Sayang, makanan yang dibawa tidak berhasil diterima Anas.

Ini memang bukan kesalahan pihak KPK, tapi aturannya sudah seperti itu; kedatangan keduanya tidak dalam waktu jenguk tahanan.

Kepada wartawan Anna kemudian menunjukan makanan bawaannya, berupa dua botol air mineral, dua buah biskuit dan sayur lodeh. Makanan dan minuman tersebut disarankan oleh petugas keamanan KPK agar diberikan pada jam besuk.

Anna juga mengucapkan terima kasih karena pada Jumat malam saat penahanan dilakukan mereka boleh menitip air mineral empat botol dan roti tiga bungkus. Menurutnya, pihaknya berusaha kirim makanan karena tidak mungkin Anas hanya memakan tiga roti dalam tiga hari.

Sebelum ini, Anas Urbaningrum terus mengungkapkan kebanggaannya akan kuliner Indonesia, sayang sekali posisi Indonesia dalam dunia kuliner global masih kalah dibandingkan Thailand, India atau negara-negara lain di Eropa, Amerika, Amerika Latin, bahkan Timur Tengah.

Anas pun percaya, kuliner Indonesia memiliki kekuatan dalam diplomasi Indonesia di dunia internasional. Contohnya Thailand, kata Anas, sukses menjadikan kuliner sebagai ujung tombak diplomasi.

Lalu bagaimana kelanjutan kisah ini ketika Anas di dalam penjara? Bisakah dia memainkan diplomasi untuk memenuhi kebutuhan kulinernya di dalam sana? (jo-3)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.