Pelayanan KRL Jabodetabek Kembali Dikeluhkan Penumpang

Beginilah situasi para penumpang yang menunggu lama
di Stasiun Pasar Minggu Baru, semalam, karena kereta mengalami
gangguan di Stasiun UI, Depok. (foto:jo-3)
JAKARTA,JO- Pelayanan kereta api rel listrik (KRL) Commuter Line mengecewakan. Setelah membuat sengsara para penumpang akibat gangguan teknis KRL di Stasiun UI, Rabu (8/1) malam, kini penumpang harus menghadapi tiket pun tidak bisa digunakan lagi alias hangus.

Hal ini dialami Eriko, 36, yang tadi malam menjadi korban KRL mogok di UI, dan membuatnya terpaksa turun dari KRL untuk selanjutnya naik angkot dari Pasar Minggu.

"Semalam saya menunggu terlalu lama di Stasiun Pasar Minggu Baru, karena ada janji dengan isteri saya putuskan naik angkot meskipun di Pasar Minggu kondisinya juga menyakitkan karena angkot habis dan banyak penumpang lain tidak terangkut," kata Eriko yang bekerja di bilangan Tebet ini.

Saat keluar stasiun, petugas meminta agar tiket tidak ditab karena nanti bisa hangus alias tidak bisa dipakai atau ditukar dengan uang jaminan. Ia seharusnya turun di Stasiun Pondok Cina, Depok.

"Saya ikuti saja apa kata merekan saya keluar dengan kartu pass dari petugas. Eh, ternyata siang ini saya pakai lagi kartu itu dari Stasiun Dukuh Atas kata petugas loket tiket saya sudah hangus," kata Eriko kepada JakartaObserver.com, Kamis (9/1).

"Saya sempat marah tadi, dan terpaksa beli tiket baru. Ini KRL aturannya gimana. Kalau semalam itu tidak ada masalah yang datangnya dari pihak KRL saya tidak mempermasalahkan, tapi ini kan beda. Kita penumpang sangat dirugikan material, waktu dan pikiran," katanya.

Dia menyarankan dalam kondisi darurat seperti jika ada kendala atau bencana yang tidak diduga, PT KAI membuat aturan yang bisa membuat penumpang nyaman, misalnya dengan memberikan tiket pengganti atau tanda khusus agar tiket tidak hangus karena tidak ditab di stasiun tujuan. Hal itu sebagai niat baik meskipun bukan kompensasi.

Menurut Eriko, nilai uang itu memang tidak seberapa tapi sangat besar artinya bagi masyarakat yang tidak semuanya berpenghasilan memadai.

Ia juga mempertanyakan mengapa upaya memperbaiki kereta yang mengalami gangguan bisa begitu lambat. "KAI itu perrusahaan yang besar dengan sumber daya yang juga besar, kok ngurus begitu saja lama?"tanya dia. (jo-3)


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.