Penipu yang Mengaku Tentara Amerika Ditangkap Polisi
Ilustrasi |
Dalam aksinya, salah satu pelaku mengaku sebagai seorang jenderal tentara yang bertugas di Irak dan memiliki harta rampasan milik mantan Presiden Sadam Husein.
“Pengakuan itu disebar pelaku melalui email dan korbannya adalah orang yang merespon email tersebut,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, di Jakarta, Senin (20/1).
Dijelaskan Rikwanto, dalam broadcast yang tersebar di email para pelaku menjelaskan harta rampasan perang itu berupa jam tangan emas, telepon genggam, emas batangan serta barang lainnya yang ditaksir senilai Rp7,5 miliar.
Tipu daya itu rupanya direspon seorang suster warga Filipina bernama Enhambre Maribel Guso yang bekerja di Flores. “Korban mengaku tertarik dan rencananya harta rampasan perang itu akan disantuni kepada anak-anak yatim,” lanjut Rikwanto.
Selanjutnya proses penipuan berlangsung melalui komunikasi di email. “Pelaku mengaku sudah berada di Indonesia tetapi tertahan di Bea Cukai dan korban harus siapkan uang Rp200 juta untuk meloloskannya, permintaan pelaku dituruti korban dengan mentransfer uang yang dimintai,” tutur Rikwanto.
Komplotan ini sudah tiga kali beroperasi dengan modus serupa sepak terjang komplotan penipu ini berakhir setelah pihaknya menerima laporan korban.
“Mereka kita sergap di sebuah kamar aparteman di MOI Kelapa Gading Jakarta Utara (Jakut), kamar itu yang juga dijadikan markas mereka untuk melancarkan aksinya,” kata Jerry.
Kelima pria Nigeria yang ditangkap adalah EHS, OCV, ECK, OMN, dan EJH. Sementara empat warga Indonesia yang ikut bekerjasama dengan para pelaku, yakni MB, JOS, SH dan T.
Dijelaskan Jerry tugas warga negara Indonesia ialah membuat rekening bank dengan KTP Palsu ”Yang menyebarkan berita adalah suami WNI yang berinisial SH namanya Bodo dan masih DPO di luar negeri,” kata dia.
Tahapan awal rekrutmen korban ialah melalui surat elektronik yang dikirim secara acak, yang mengirimkan ialah Bodo (WNA Nigeria) yang membuat sebuah cerita. (leman)
Tidak ada komentar: