Pramono Edhie Serukan Publik Gunakan Hak Pilih dan Kenali Karakter Capres

Pramono Edhie Wibowo
JAKARTA, JO- Salah seorang peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo menyerukan kepada publik untuk menggunakan hak pilih dalam Pemilu 2014.

Menurutnya, di Jakarta, kemarin, nasib bangsa ini ditentukan oleh hak pilih yang digunakan pemilih. "Anda bisa menentukan nasib bangsa ini melalui hak pilih yang Anda miliki," kata Edhie.

Hal itu dikatakan karena melihat munculnya rasa skeptis dan pesimis yang disinyalir karena merosotnya kepercayaan publik kepada kader partai dan sosok calon pemimpin yang ada. Apalagi dengan banyaknya kasus korupsi yang terungkap di tubuh partai yang menjangkiti mulai ketua partai hingga struktur di bawahnya.

Ia juga menghimbau publik agar cerdas dalam mengenali karakter setiap capres karena pada saat ini kemudahan mendapatkan informasi melalui berbagai media massa dapat memudahkan calon pemilih menilai seorang capres.

“Kita harus memiliki rasa optimis, gali informasi sebanyak mungkin dan kenali capres dengan baik, rasanya masih banyak orang baik dan berkualitas serta perduli terhadap bangsa ini,” tegasnya.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, saat ini jumlah golongan putih alias golput meningkat tajam yakni mencapai 35-40 persen. Hal ini masih merupakan trend dari pemilu di masa lalu.

Sejak Pemilu 1999 angka golput sudah mencapai di kisaran 10,21 persen, Pemilu 2004 naik menjadi 23,34 persen, dan Pemilu 2009 naik lagi menjadi 29,01 persen. Bandingkan dengan angka golput pada pemilu era Orde Lama dan Orde Baru (1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997) yang tak pernah lebih dari 10 persen.

Untuk Pemilu Presiden dan Pemilu Kepala Daerah, angka golput juga tinggi. Pilpres 2004 angka golput 21,5 persen, Pilpres 2009 naik menjadi 23,3 persen (angka partisipasi pemilih Pilpres 2009 sebesar 72,09 persen). Angka golput pemilukada rata-rata 27,9 persen.

Kemudian sejumlah permasalahan yang terjadi menjelang Pemilu 2014 mendatang, seperti polemik penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) hingga adanya 10,4 juta data pemilih bermasalah lantaran tak memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) ikut memicu meningkatnya jumlah golput.

Banyak pihak pesimis, jika Pemilu 2014 bisa mulus diadakan. Meskipun demikian Pramono Edhie Wibowo tetap menghimbau kepada masyarakat agar tidak menyia-nyiakan hak pilihnya.

“Meskipun pemimpin yang terpilih tidak sesuai dengan harapan kita, setidaknya kita sudah berusaha dan perduli terhadap bangsa ini,” sambungnya. (jo-2)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.