Indonesia Jangan Permisif soal Sikap Singapura, PNG dan Australia
Imigran Gelap |
Menurut salah seorang peserta Konvensi Capres Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibodo di Jakarta, Selasa (11/2), Indonesia wajib menjaga kedaulatan, kewibawaan dan kehormatan bangsa dan negara di mata dunia khususnya negara tetangga.
“Kita wajib menjaga kedaulatan, kewibawaan dan kehormatan bangsa dan negara di mata dunia, khususnya negara tetangga. Untuk dapat melindungi keutuhan wilayah dan keamanan warga negaranya, Indonesia harus tetap berdaulat, berwibawa dan dihormati, tanpa harus jadi menakut-nakuti negara tetangga,” katanya.
Pernyataan Edhie tersebut terkait dengan beberapa aksi dan reaksi yang dilakukan negara tetangga terhadap beberapa kejadian pekan lalu, seperti protes Singapura terhadap penamaan KRI Harun Usman, dugaan pembakaran dan perampokan kapal nelayan asal Merauke oleh tentara Papua Nugini (PNG), dan pengusiran imigran gelap asal Timur Tengah oleh Australia ke wilayah Indonesia.
Dikatakan, jangan sampai negara kita dianggap terlalu kompromi dan permisif atas konflik yang terjadi dengan negara tetangga, dan akhirnya merugikan bangsa dan negara kita sendiri. “Indonesia adalah bangsa dan negara yang besar, jangan sampai kita dipermalukan bangsa lain karena kurang tegas menyelesaikan konflik,” tegas Edhie.
Edhie menyatakan bahwa menurut pengalamanya sebagai militer selama 33 tahun dan 3 bulan, konflik justru kerap terjadi antarnegara tetangga, dan dia meminta agar negara tetangga tetap berlalu baik.
“Saya minta agar negara tetangga tetap berlaku baik dan menghormati kedaulatan dan hak masing-masing negara serta menghindari tindakan-tindakan provokasi yang berpotensi menimbulkan ketegangan dan konflik berkelanjutan,” kata Edhie.
Dia pun mengajak negara tetangga itu membicarakan permasalahan yang ada untuk mencari solusi yang menguntungkan kedua belah pihak. (jo-3)
Tidak ada komentar: