Fahira Idris: "Say No Thanks", Miras Itu Nggak Keren
Fahira Idris (tengah) saat memberikan keterangan dalam jumpa pers di Warung Daun, Cikini, Jakpus, Senin (3/3). (foto:jo-2) |
Peluncuran buku terbitan PT Gramedia Pustaka Utama dilakukan di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat (Jakpus), Senin (3/3).
Fahira Idris, yang juga adalah calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari daerah DKI Jakarta, mengatakan, buku ini dipersembahkan kepada anak bangsa yang berusia di bawah 21 tahun agar berani untuk menolak miras.
"Miras itu tidak keren. Saya hanya berharap dengan buku ini makin banyak generasi muda yang anti-miras. Buku ini juga wajib dibaca orang tua dan para pendidik agar mereka sadar bahaya miras, yang semakin mengkhawatirkan saat ini," kata Fahira yang akrab disapa Uni Fahira ini.
Menurutnya, saat ini produsen miras sudah berhasil menyejajarkan miras dengan juice atau softdrink. Mereka juga dapat ditemukan dengan mudah di berbagai gerai mini market, bahkan tidak perduli di dekat sekolah, tempat ibadah, stasiun kereta api, terminal bus, rumah sakit, dan lainnya.
Akhirnya, anak-anak menjadi terbiasa dengan miras, dan dampaknya terlihat tidak sedikit remaja yang terlibat kriminal, dan menjadi korban termasuk tabrakan atau menabrak, hingga diperkosa. Belum lagi bahaya lain dari sifat adiktif yang ditimbulkannya terhadap kesehatan.
Kondisi ini mendorong Fahira melebarkan sayap organisasi Gerakan Nasional Anti-Miras ke seluruh wilayah Indonesia. Fahira punya target tahun 2025 nanti Indonesia bisa bebas dari miras.
Terkait dengan pencalonannya menjadi anggota DPD RI, Fahira mengatakan peluncuran buku ini tidak terkait dengan pencalonan itu, hanya saja diakui dirinya menjadi satu-satunya calon DPD RI dapil Jakarta yang punya program aksi melindungi remaja dari pengaruh buruk miras.
Termasuk mendorong regulasi yang tegas melarang penjualan miras kepada remaja di bawah usia 21 tahun dan penjualannya di lingkungan permukiman masyarakat, dekat sekolah, rumah ibadah, perkantoran, gelanggang remaja, rumah sakit dan terminal/stasiun.
Buku Say: No Thanks setebal 220 halaman. Dalam penulisannya Fahira didukung co-writer Sofie Beatrix dan dr Tamam Jauhar. (jo-4/jo3)
Stop. Miras!!
BalasHapus