Komjen Badrodin Haiti Lulusan Terbaik Akpol 1982
Badrodin Haiti |
Kepastian itu sudah disampaikan Kapolri Jenderal Pol Sutarman melalui Surat Telegram Kapolri nomor ST/478/II/2014 tanggal 27 Februari 2014.
Menurut Jenderal Pol Sutarman di Jakarta, Jumat (28/2), penunjukan Badrodin Haiti sebagai wakapolri sudah melalui pertimbangan, dan Badrodin merupakan orang yang tepat untuk menduduki posisi wakapolri.
"Berbagai pertimbangan, dan itu yang terbaik," kata Sutarman.
Badrodin, yang adalah kelahiran Paleran, Umbulsari, Jember, Jawa Timur pada 24Juli 1958 merupakan lulusan terbaik Akpol 1982. Dia pernah menjadi Kapolda Banten (2004), Kapolda Sulawesi Tengah (2006), Kapolda Sumatera Utara (2009-2010) dan Kapolda Jawa Timur (2010-2011).
Selain nama Badrodin ada sejumlah pejabat polri yang disebut-sebut menggantikan Komjen Oegroseno, yakni Irwasum Irjen Pol Anton Bachrul Alam (Akpol 1980), Kalemdikpol Komjen Budi Gunawan (Akpol 1983, pensiun Desember 2017), Kaba Intelkam Komjen Suparni Parto (Akpol 1980, pensiun September 2015), Kabareskrim Komjen Suhardi Alius (Akpol 1985, pensiun Mei 2020), dan Kepala BNN Komjen Anang Iskandar (Akpol 1983, pensiun Mei 2016).
Badrodin beristri satu dengan dua orang putera. Setelah menjabat Kapolda Jatim sekitar tujuh bulan, dia ditarik ke Mabes Polri dan menjabat Koorsahli Kapolri.
Perjalanan karir Badrodin dimulai dari jabatan Danton Sabhara Dit Samapta Polda Metro Jaya (1982) kemudian, Kasubro Ops Polres Metro Depok Polda Metro Jaya (1983), Kapolsek Pancoran Mas Polres Metro Depok Polda Metro Jaya (1983), Kabin Info PPKO Polda Metro Jaya (1984), Kabag Min Polres Aileu Polwil Timor Timur (1985), Kasat Serse Polres Metro Bekasi Polda Metro Jaya (1990), Kapolsek Metro Sawah Besar Polres Metro Jakpus PMJ (1993).
Lalu Kasat Serse Polres Metro Jakbar Polda Metro Jaya (1994), Wakapolres Metro Jaktim Polda Metro Jaya (1995), Pabungkol Spri Kapolri (1996), Pamen Mabes Polri (1997), Paban Madya Dukminops Paban II/Ops Sops Polri (1998), Kapolres Probolinggo Polwil Malang Polda Jatim (1999), Kapoltabes Medan (2000), Dir Reskrim Polda Jatim (2003), Kapolwiltabes Semarang Polda Jateng (2004), Kapolda Banten (2004), Seslem Lemdiklat Polri (2005).
Selanjutnya Kapolda Sulawesi Tengah (2006) Direktur I Bareskrim Polri (2008-2009), Kapolda Sumatera Utara (2009-2010), Kadivkum Polri (2010), Kapolda Jawa Timur (2010-2011), Sahli Kapolri (2011), Asops Kapolri (2011-2013), dan terakhir adalah Kabaharkam (2013-2014).
Sebelumnya, Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane berpendapat, siapapun yang dipilih menjadi wakapolri, maka figur baru itu harus punya integritas tinggi dan mau berkomunikasi dengan siapa pun, sehingga reformasi Polri dan Polri paradigma baru bisa segera terwujud.
Menurut Neta, karakter wakapolri yg terbuka menjadi sangat penting, mengingat Polri harus mengawal tahun politik 2014 yg diwarnai pemilu dan pilpres. Tanpa sikap terbuka dan senantiasa mau berkomunikasi dgn berbagai pihak, kapolri dan wakapolri akan kedodoran menghadapi situasi kamtibmas 2014.
IPW berharap wakapolri baru memiliki karakter yg baik, berketeladanan dan dibutuhkan kemampuannya yang prima untuk berkolaborasi positif serta menginkorporasi semangat dan nilai-nilai utama pengabdian Polri ke seluruh jajarannya.
"Jika Mabes Polri mengangkat pati dari Akpol 82 berarti wakapolri baru tersebut merupakan junior Kapolri Sutarman. Wakapolri baru dari angkatan dan usia yang lebih muda dibanding Kapolri Sutarman tentu akan memudahkan kerjasama antar keduanya. Sehingga komunikasi dan koordinasi antar Kapolri dan Wakapolri tidak ada kesenjangan," begitu Neta. (jo-4)
Tidak ada komentar: