Risa Bhinekawati Paparkan Hasil Disertasi Program CSR untuk Kesejahteraan
Risa Bhinekawati saat memberikan paparan hasil disertasinya di Jakarta, Selasa (4/3). (foto:jo-4) |
Disertasi berjudul “To prosper with the nation: The social capital that bridges CSR programs and corporate sustainability in a developing country” itu pun kemudian dipaparkan dalam jumpa pers di Restoran Bumbu Desa, Jalan Cikini Raya No 72, Jakarta Pusat (Jakpus), Selasa (4/3).
Dalam jumpa pers “Disertasi S3 Risa Bhinekawati dan Diskusi Kiat Sukses UKM Bermitra dengan Perusahaan Besar” ini hadir juga Komisaris PT Adaro Energy, Tbk Palgunadi T Setiawan, Direktur Utama PT Aldi Wijaya Citra, dan Linggo Suprapto, dan Direktur Utama PT Nandya Karya Perkasa H Hadi Subroto.
Risa, yang juga calon anggota legislatif (caleg) PDI Perjuangan dari daerah pemilihan Jakarta III (Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu) ini (Baca juga: “Transformasi Budaya” Tata Kelola Pemerintahan Sedang Terjadi di Jakarta ), memaparkan mekanisme terbangunnya modal sosial dapat dicapai melalui program CSR. Menurutnya, Indonesia bisa makmur dan bermartabat jika program CSR ini dikelola dengan baik.
“Riset saya menemukan bahwa di Indonesia perusahaan dapat mencapai kesinambungan ekonomi, sosial dan lingkungan dalam jangka panjang dengan melakukan praktek-praktek usaha yang dilakukan dengan bertanggungjawab, walaupun menghadapi banyak tantangan seperti kemiskinan, lemahnya rantai pasokan, kurangnya tenaga terampil dan konflik sosial,” katanya.
Indonesia, begitu perempuan kelahiran Pontianak, 4 Februari 1966 ini, merupakan negara 16 besar yang mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi terbesar terutama kita mempunyai banyak sumber daya rich in natural resources. Namun sayangnya Indonesia mempunyai weak legal system, dari segi poverty atau pendapatan dari hampir 250 juta penduduk kita kurang dari 2 dolar AS per hari, dan 40 juta orang memiliki penghasilan 1,25 dolar AS per hari.
Risa Bhinekawati (kanan). |
Jumlah penduduk Indonesia yang terbesar keempat ini Indonesia mempunyai potensi yang harus dimanfaatkan dengan baik lagi karena perkembangan ekonomi dunia yang berangsur membaik setelah resesi global beberapa tahun yang lalu, banyak perusahaan UMKM yang semakin mengembangkan usaha mereka lebih jauh lagi.
Karena memang UMKM ini merupakan sektor usaha yang tidak tersentuh efek krisis dan UMKM ini merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Hal inilah yang mendorong Risa Bhinekawati melakukan riset tentang sejauhmana perusahaan dapat mengembangkan UMKM.
Belum Terhubung
Riset Risa Bhinekawati ini mengungkapkan bahwa modal sosial yakni kemitraan, saling percaya dan jejaring sosial, mempunyai peran penting dalam membangun kesinambungan baik dalam perusahaan maupun masyarakat.
Dikatakan, peran perusahaan dalam menangani masalah sosial di negara berkembang telah banyak didiskusikan dalam literatur, namun riset empiris diperlukan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya peranan perusahaan dalam memberi kontribusi bagi pembangunan yang berkelanjutan di negara dimana mereka beroperasi.
“Sama halnya dengan di Indonesia tanggungjawab sosial (CSR), modal sosial, dan kesinambungan perusahaan belumlah terhubung satu sama lain, sesuai dengan tujuan riset ini untuk menguak mengapa dan bagaimana keterkaitan antara program CSR, modal sosial dan kesinambungan perusahaan berkembang dari waktu ke waktu,” sambungnya.
Riset Risa menggunakan metode studi kasus eksporatif dan kualitatif untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana konsep CSR, modal sosial dan kesinambungan perusahaan terjadi dalam jangka panjang, periode 15 sampai 20 tahun. Dalam hal ini Risa melakukan risetnya dimana perusahaan didirikan di daerah yang tingkat ekonominya rendah. Lagi karena Astra adalah perusahaan yang telah diakui oleh berbagai institusi nasional maupun internasional sebagai perusahaan terbesar di Indonesia yang dikelola dengan baik. Dengan demikian Astra dipilih sebagai theorical sampling.
Risa Bhinekawati selama ini dikenal sebagai sosok yang sangat beriminat dalam meningkatkan tata kelola pemerintahan yang demokratis, tata kelola perusahaan yang baik dan pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia dan berkembang lainya.
Dia memiliki pengalaman lebih dari 17 tahun dalam berbagai posisi kepemimpinan senior di berbagai organisasi seperti Unilever, Ericson, Bank Danamon, Kemitraan untuk Tata Kelola Pemerintahan (UNDP) dan Masyarakat Telekomunikasi Indonesia.
Risa Bhinekawati meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia; MBA dari Australian National University; MIPP (Master for International Policies and Practices) dari George Washington University, dan terakhir telah menyelesaikan program Doktor di bidang CSR Management di Australian National University.
Bukan Pura-pura
Pada bagian lain, Risa Bhinekawati menegaskan, dalam CSR tidak ada kepura-puraan. “Jangan pura-pura baik seperti yang dilakukan banyak perusahaan-perusahaan selama ini. Perusahaan harus instropeksi dan melihat secara jujur,” kata Risa.
Kejujuran perusahaan-perusahaan ini juga bisa dinilai dari segi ketaatan pajak mereka, apa mereka bayar pajak atau tidak. Sedangkan karena pemerintah memberikan keleluasaan kepada perusahaan-perusahaan berarti perusahaan harus mempunyai kejujuran.
Perusahaan, bagaimanapun menurut Risa, harus sehat. Kalau perusahaan ingin memajukan orang lain perusahaan tersebut harus benar-benar menjadi perusahaan yang punya komitmen yang tulus untuk memajukan UMKM. Kinerja manajemen harus dilihat dari strategi bisnis jangka panjang dan diintegrasikan pada akses industri yang berhubungan.
Kemudian harus ada trust yakni saling percaya seperti Astra yang mempunyai visi dan misi yang berkesinambungan sehingga banyak karyawan yang loyal terhadap Astra. Selanjutnya adalah rasa modal sosial yang akan membangun kesinambungan perusahaan. (jo-4)
Tidak ada komentar: