Aburizal Bakrie dan Pramono Edhie Wibowo
JAKARTA, JO- Dengan bergabungnya Hanura dengan koalisi PDIP untuk mencalonkan Jokowi, pilihan untuk Golkar dan Partai Demokrat kini semakin sempit. Untuk membangun poros baru kedua partai ini untuk mencalonkan presiden sendiri dinilai sulit.

Wakil Bendahara Umum DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo, misalnya, tidak segan-segan menyebut koalisi odong-odong namanya apabila Partai Golkar dan Partai Demokrat akhirnya akan mengusung pasangan Aburizal Bakrie (Ical) dan Pramono Edhie Wibowo.

Ia pun menolak pasangan itu dengan sejumlah alasan. Pertama, aneh jika cawapres Golkar datang dari konvensi lucu-lucuan. Kedua, akan menjadi pertanyaan mengapa Golkar berkoalisi dengan partai yang sedang dihujat rakyat.

"Jadi ini namanya koalisi odong-odong," katanya, Sabtu (17/5).

Anggota DPR ini pun mendesak partainya untuk berkoalisi dengan PDIP mengusung Joko Widodo (Jokowi).

Secara terpisah, pengamat politik Hanta Yudha menyebut, peluang pasangan Ical-Pramono Edhie kecil untuk bisa mengimbangi Jokowi dan Prabowo. Hanya saja dengan adanya tiga pasang capres maka bisa membuat pilpres menjadi dua putaran.

"Keduanya adalah figur yang sudah disebut-sebut sebelumnya akan maju sebagai capres, dan elektabilitasnya cenderung tidak naik-naik," begitu Hanta.

Sabtu malam ini, Ical dikabarkan mengumpulkan ketua DPD Partai Golkar dan pimpinan ormas Golkar di kediamnnya di Jalan Ki Mangunsarkoro, Jakpus. Hal itu dilakukan menjelang Rapimnas Partai Golkar untuk menentukan arah koalisi. (jo-10)


Mengunjungi London? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Wisata ke New York? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Jalan-jalan ke Las Vegas? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.