Petugas Sudin PU Tata Air Jakbar memompa air untuk mengeringkan Kampung Apung.
JAKARTA,JO - Pembenahan Kampung Apung, Kelurahan Kapuk dengan cara mengeringkan air dari lahan sekitar 2 hektar itu diselimuti kisah-kisah mistis, khususnya di lokasi makam yang selama ini direndam air setinggi 3 meter.

Bukan hanya soal banyaknya ular sanca yang ditemukan di lokasi makam, tapi para petugas Sudin PU Jakarta Barat (Jakbar) pun mengalami sendiri seremnya suasana di lokasi.

Misalnya, seringnya terdengar suara perempuan menangis hingga pompa penyedot air yang tidak rusak tapi tiba-tiba mati lalu hidup lagi.

"Kalau malam, pompa penyedot air kadang mati sendiri tidak bisa menyedot air dan kadang hidup, padahal mesin masih normal," ucap Mulyadi kepada JakartaObserver.com.

Selain itu, sering juga terjadi penampakan yang membuat bulu kuduk para petugas berdiri. Maklum saja, di areal ini memang ada sekitar 3.100 makam yang dalam waktu sangat lama terendam air sehingga sering disebut banjir abadi.

Seorang warga, Sarman, mengakui di lokasi RW 01 yang menjadi tempat petugas Sudin PU Tata Air melakukan pengeringan tadinya adalah tempat angker.

"Tempat ini memang dari dulu angker,kadang suka ada suara perempuan menangis," kata Sarman.

Kampung Apung yang dahulu dikenal bernama Kapuk Teko terletak di RW 01, Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakbar, kini sudah mulai banyak berubah.

Selain kondisi air yang mulai menyurut, sampah-sampah yang menumpuk di atas 3.100 makam mulai berkurang. Rencananya Pemda Jakbar akan menjadikan kampung itu menjadi kampung geser, setelah proses pemindahan ribuan makam dari lokasi itu ke TPU Tegal Alur, Kecamatan Kalideres. (leman)


Mengunjungi London? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Wisata ke New York? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Jalan-jalan ke Las Vegas? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.