Kalangan Pariwisata Sebut Visi Misi Jokowi-JK Terkait Pariwisata Paling Baik

Jokowi dan Jusuf Kalla
JAKARTA, JO- Kalangan pariwisata menyebut visi, misi dan program capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla terkait pembangunan pariwisata paling baik dibandingkan capres lainnya.

Penilaian itu disampaikan antara lain Ketua Umum DPP Indonesia Congress and Convention Association (Incca) Iqbal Alan Abdullah yang juga Vice President The Asian Federation of Exhibition and Convention Associations (AFECA), di Jakarta, Minggu (1/6).

Menurut Iqbal, visi misi yang disampaikan Jokowi-JK jauh lebih komprehensif meliputi upaya pengembangan destinasi, pemasaran hingga target-target untuk 5 tahun ke depan.

“Saya senang karena Jokowi-JK menaruh perhatian besar terhadap persoalan pariwisata, apalagi dilengkapi dengan target yang hendak dicapai. Konsepnya jauh lebih baik, barangkali karena keduanya punya pengalaman tersendiri soal pariwisata,” kata Iqbal, yang juga anggota DPR RI.

Menurut Iqbal, baik Jokowi maupun Jusuf Kalla merupakan dua pemimpin yang memiliki pengalaman dalam memajukan pariwisata. Jokowi membuat pariwisata di Solo melesat, begitu juga saat memimpin Jakarta. Kemudian Jusuf Kalla saat menjadi wapres bertanggung jawab langsung mengoordinasikan pariwisata sehingga sejak 2004-2009 pariwisata kita bangkit.

Dikatakan, dalam visi misi yang sudah diserahkan ke KPU, Jokowi-JK memadukan pembangunan “karakter” dan “potensi” pariwisata sejalan dengan judul visi dan misi "Jalan Perubahan untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian".

Dalam visi misi itu disebutkan, Jokowi-JK akan melakukan pengembangan kawasan pariwisata berbasis segitiga emas pariwisata di titik strategis kawasan Indonesia untuk membangun intersullar tourism dan budaya lokal seperti kawasan Bunaken-Wakatobi-Raja Ampat. Lalu memfasilitasi promosi dan keterlibatan rakyat dalam pendidikan kebudayaan, pengelolaan lokasi dan dukungan kebijakan untuk memfasilitasi pengembangan ekonomi kreatif berbasis pada eco-tourism.

“Saya sepakat bagian ini, kita perlu sebuah konsep pengembangan destinasi yang terarah dengan mempertimbangan aspek geografisnya, keterpaduannya dan manajemennya, termasuk mempertimbangkan kekayaan budaya lokal. Nanti dalam penjabarannya, bagaimana kita membuat pariwisata Indonesia itu mahal, meski harus ada juga pasar untuk yang hemat,” kata Iqbal.

Menurut Iqbal lagi, Jokowi-JK memadukan konsep destinasi ini dengan pengembangan infrastruktur pariwisata sebagai daya ungkit pembangunan nasional, keterkaitannya dengan budaya dan ekonomi lokal, ekonomi kreatif hingga kebijakan anggaran pembangunan untuk peningkatan sektor pariwisata dengan target output kemampuan untuk mendatangkan jumlah wisatawan dan outcome menggerakkan sektor ekonomi lokal dan nasional.

“Jadi ini saya kira akan memasuki era baru manajemen pariwisata, dengan komitmen peningkatan anggaran namun dengan hasil konkrit seperti selama ini,” sambungnya.

Mengenai target kunjungan wisatawan asing sejumlah 20 juta sampai tahun 2019, Iqbal menyebutnya sangat realistis karena dikaitkan dengan kebijakan anggaran tadi. “Itu realistis meskipun harus kerja ekstra keras. Saya katakan tadi, ke depan eranya bekerja, bekerja dan bekerja. Semangatnya perubahan. Jika Anda diberikan anggaran besar, Anda belanjanya dengan benar, dan Anda berkomitmen tinggi untuk transparansi, maka hasilnya akan besar,” begitu Iqbal Alan Abdullah. (jo-10)

Mengunjungi London? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.