Presiden Barack Obama
JAKARTA, JO- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengatakan, eskalasi sanksi ekonomi AS terhadap Rusia atas agresi mereka ke Ukraina bukan menjadi penanda mulainya Perang Dingin baru dengan negara itu.

AS dan Uni Eropa, dalam aksi terkoordinasi yang hati-hati, mengumumkan sanksi baru untuk Rusia dalam bidang perbankan, energi dan pertahanan.

Sanksi ini merupakan tanggapan sangat serius yang ditunjukkan Barat atas sikap Rusia yang terus mendukung perjuangan separatisme di timur Ukraina, serta penembakan pesawat Malaysia Airlines pada 17 Juli lalu.

Obama, yang berbicara di Gedung Putih, hari ini menyebut sanksi itu akan berdampak besar bagi ekonomi Rusia untuk memaksa negara itu menghentikan bantuan bagi separatis.

"Ini bukan Perang Dingin baru," kata Obama seperti dikutip Reuters.

Target baru sanksi meliputi VTB, Bank of Moscow, Bank Pertanian Rusia, dan United Shipbuilding Corp, menurut Departemen Keuangan AS.

Sanksi terhadap tiga bank itu berupa larangan kepada warga negara AS atau perusahaannya untuk memberikan pinjaman lebih dari 90 hari. Lima dari enam bank milik negara Rusia saat ini berada dalam sanksi AS.

Juga menjadi target United Shipbuilding Corp, perusahaan pelayaran yang bermarkas di Petersburg. Departemen Perdagangan menyebut United Shipbuilding Corp sebagai perusahaan teknologi pertahanan.

Sanksi baru mencegah ekspor barang dan teknologi ke sektor energi Rusia. (jo-4)

Jalan-jalan ke Las Vegas? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.