Perawat Indonesia di Qatar Digaji Rp40-50 Juta, RI Cemas Kekurangan di DN
Ilustrasi |
Faktanya menjadi tenaga kesehatan di luar negeri memang menggiurkan karena diganjar dengan tingginya gaji. Sebagai contoh di Qatar saja, perawat asal Indonesia bisa bergaji Rp40-50 juta.
Hal itu disampaikan Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan drg Tritarayati di Jakarta, Jumat (22/8).
Repotnya, di dalam negeri sendiri, distribusi tenaga kesehatan memang sangat kurang dan terjadi ketimpangan dari satu daerah ke daerah lain. Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, dari sekitar 2.184 rumah sakit yang ada di Indonesia, 29 persennya tidak memiliki dokter spesialis anak, 27 persennya tidak ada dokter spesialis obstetri dan ginekologi (kandungan dan kebidanan), 32 persennya lagi tidak memiliki spesialis bedah, dan 33 persen tanpa spesialis penyakit dalam.
Selain itu, sekitar 23 ribu dokter spesialis yang ada, 52,8 persennya berada di Jakarta. Sementara provinsi lain seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, Sulawesi Barat, Papua, dan provinsi lainnya di bagian Timur Indonesia masih sangat kekurangan dokter spesialis.
Ditakutkan jika tidak ada regulasi yang tegas mengatur, maka tenaga kesehatan Indonesia seperti dokter spesialis dan perawat tadi akan berlomba-lomba ke luar negeri karena diiming-imingi gaji yang tinggi.
"Jadi selain memperketat aturan tanaga kesehatan asing ke Indonesia, kita juga akan memperketat agar dokter spesialis kita tidak pergi di luar negeri," kata drg Tritarayati.
Apalagi, kata Tritarayati, permintaan luar negeri terhadap dokter spesialis dan perawat kita memang sangat tinggi saat ini. (jo-2)
Mengunjungi London? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Wisata ke New York? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Jalan-jalan ke Las Vegas? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya
Tidak ada komentar: