Pemimpin Daerah Harus Pahami Pentingnya Strategi Branding

Ilustrasi
JAKARTA, JO- Calon pemimpin maupun pemimpin daerah yang tengah menjabat di suatu kota, kabupaten dan provinsi harus paham identitas daerah masing-masing, yang berdaya saing. Branding yang kuat akan membantu daerah untuk lebih maju.

Hal itu disampaikan CEO Makna Informasi M Rahmat Yananda, Senin (2/2), di Jakarta, saat dikonfirmasi tentang pentingnya branding kota.

Menurutnya, branding kota, kabupaten, dan provinsi tidak dapat dipisahkan dari kepaduan identitas daerah dan identitas pemimpin.

"Kedua identitas ini bila menyatu akan membentuk brand yang kuat baik untuk mendapatkan posisi maupun citra brand suatu kota, kabupaten maupun provinsi," katanya.

Brand yang kuat akan membantu seluruh pemangku kepentingan baik itu warga, jajaran pemerintah, wirausahawan, investor, pemerintah daerah lainnya melihat arah dan kebijakan pembangunan suatu daerah dan meresponnya dengan baik.

"Calon pemimpin maupun pemimpin daerah yang tengah menjabat di suatu kota, kabupaten dan provinsi harus paham identitas daerah masing-masing. Identitas daerah yang dimaksud adalah identitas yang berdaya saing,” sambungnya.

Sebelumnya, Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi UI (LPEM FEUI) bersama konsultan komunikasi dan riset media Makna Informasi meluncurkan Position Paper “Branding Tempat” di Kantor LPEM FEUI, Salemba, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Cek Hotel di Jakarta, Bandingkan Tarifnya | Cek Hotel di Parapat, Danau Toba, Bandingkan Harga dan Baca Ulasannya | Cek Hotel di Bandung, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Cek Hotel di Surabaya, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya

Perpaduan identitas daerah dan gaya kepemimpinan yang sesuai merupakan langkah awal pembentukan brand suatu daerah. “Identitas yang berdaya saing mampu menempatkan daerah dalam posisi unik dan berbeda dengan daerah-daerah lainnya, " kata Rahmat Yananda.

Demikian juga dengan kepemimpinan. Kepemimpinan menjadi elemen penting untuk membangun brand suatu daerah. Pemimpin yang memiliki kebijakan dan program yang memadukan identitas daerah dan pemimpin mampu membangun brand tempat yang kuat.

Misalnya brand Kota Bandung dan Kota Surabaya. “Brand Kota Bandung memang dikenal banyak pihak, tetapi Walikota Ridwan Kamil mampu mengantarkan brand Bandung sebagai kota kreatif atau smart city," ungkap Rahmat.

Menurutnya, Kota Surabaya adalah contoh yang juga menarik. Kegigihan Walikota Risma untuk menjadikan Surabaya sebagai ‘Kota Taman’ mulai membuahkan hasil. Surabaya sebagai kota pantai yang panas menjadi ‘sejuk’ karena telah hijau dan elok dipandang mata.

"Surabaya perlu menambah elemen brand baru berdaya saing. Upaya digitalisasi pelayanan publik merupakan terobosan yang tepat," tambah Rahmat.

Jelang Pemilukada serentak, para calon pemimpin daerah maupun para petahana yang hendak maju perlu menyiapkan branding bagi tempat mereka akan bertarung baik itu kota, kabupaten dan provinsi.

Branding tempat berisikan visi, misi, kebijakan dan program yang akan mereka implementasikan.

“Strategi branding tempat juga dapat diturunkan menjadi pesan kampanye pembangunan suatu daerah dan pesan kampanye keunggulan kepemimpinan seorang kandidat. Jadi, lebih efektif dan efisien," kata Rahmat.

Selain itu branding tempat juga merupakan perangkat yang memudahkan banyak pihak untuk ikut terlibat dalam membangun daerah.

"Semua pemangku kepentingan dapat melihat, mengawasi dan juga merespon arah dan kebijakan pembangunan daerah tersebut," kata penulis dan editor buku "Branding Tempat: Membangun Kota, Kabupaten dan Provinsi Berbasis Identitas" ini. (jo-2)

Mengunjungi London? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Wisata ke New York? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Jalan-jalan ke Las Vegas? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.