Polri Usut ISIS Melakukan Propaganda Lewat Internet
Kombes Pol Rikwanto |
Ada 16 WNI menghilang di Turki dan 16 WNI lainnya telah ditangkap otoritas Turki. Mereka semua diyakini hendak bergabung dengan Islami States of Iraq and Syria (ISIS).
Sebanyak 16 WNI yang hilang dan memisahkan diri dari rombongan wisatawan, belum bisa dipastikan lokasinya.
Kabag Penum Polri Kombes Pol Rikwanto menjelaskan sudah mendeteksi WNI yang berafiliasi dengan organisasi ISIS, pihaknya akan terus berupaya menghentikan berkembangnya ISIS di Indonesia melalui penegakan hukum.
"Polri memperkirakan ada pihak yang melakukan pencucian otak (brainwash) atau memberi tawaran berbagai macam. Seperti jihad (mati masuk surga), menjalankan syariat islam secara kafah (penuh), dan gaji sebesar Rp 6-20 juta/bulan," kata Rikwanto di Mabes Polri, Rabu (18/3).
Propaganda kelompok ISIS juga marak di internet melalui media sosial YouTube terakhir ini. Pihak kepolisian berencana untuk mengusut munculnya video pelatihan militer ISIS terhadap anak-anak di media sosial YouTube yang diduga kuat, diunggah oleh kelompok radikal ISIS.
Rikwanto menegaskan penyebaran ISIS melalui internet pasca munculnya video yang menayangkan sejumlah anak-anak yang sedang belajar persenjataan dan militer, itu maksud dan tujuannya propaganda.
Paham garis keras mengarah terorisme seperti ISIS biasanya tumbuh di daerah konflik. Hal serupa (melatih militer pada anak-anak) pernah dilakukan di daerah konflik di Nigeria. Juga peristiwa di Vietnam yang merekrut anak-anak untuk dijadikan anggota militer kelompok bersenjata.
Kepolisian melakukan koordinasi dengan Kominfo guna menyaring paham-paham ISIS agar tidak tersebar di jejaring sosial. “Mengenai sanksi hukum terhadap paham radikal bisa dijerat dengan UU Terorisme, KUHP dan beberapa UU lainnya," kata Rikwanto. (amin)
Tidak ada komentar: