Mintarsih
JAKARTA, JO - Belakangan marak terjadi perampokan penumpang wanita di dalam taksi. Kejadian terakhir seorang penumpang dirampok saat taksi yang ditumpangi dari Jakarta Pusat menuju rumahnya di Ciledug, Tangerang.

Ketika sampai kawasan Tanah kusir, penumpang diminta menyerahkan harta benda miliknya. Karena takut penumpang menyerahkan tas dan harta bendanya. Setelah harta benda berpindah tangan, sopir taksi pun kabur.

Mintarsih seorang psikiater, yang tinggal di Jakarta Selatan (Jaksel) mengimbau masyarakat agar waspada saat menggunakan taksi terutama pada malam hari. Apalagi wanita agar memeriksa tanda pengenal sopir taksi dan mencatat nomor pintu taksi sebelum masuk ke dalam taksi.

Sekarang lebih canggih lagi, perampok taksi menggunakan taksi curian. Ini merupakan perampokan yang sudah terorganisir, makanya penumpang harus terus berkomunikasi kepada teman atau kerabat ketika naik taksi. Paling tidak sopir taksi mengetahui, bahwa penumpang taksi dimonitor oleh pihak keluarga.

Selanjutnya, ada indikasi ke arah perang bisnis taksi. Sekarang lagi perang melawan taksi putih, dulu perang melawan taksi hijau. Untuk selanjutnya bila nanti taksi putih sudah merosot citranya, lawan taksi apa lagi?

Penumpang naik taksi karena menguber waktu, karena kalau terlalu lama di jalanan ada kemungkinan juga bisa dirampok.

"Lebih baik bila seorang wanita mau naik taksi pada malam hari, hendaknya diantar oleh teman untuk mendampingi. Biasanya bila mengantar ke taksi, teman pria tidak keberatan," katanya.

Dan terakhir bila sopir taksi yang melakukan perampokan, polisi harus bertindak sampai tuntas. "Karena beberapa kejadian, sopir taksi yang melakukan perampokan lolos begitu saja. Ini yang jadi persoalan, siapa yang menjadi beaking sopir taksi tersebut, " ujar Mintarsih.(amin)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.