Badrodin Haiti si Pendiam, Alumnus Terbaik Akpol, Mantan Kapolda Banten-Sulteng-Sumut-Jatim

Badrodin Haiti saat menerima anggota Komisi III DPR.
JAKARTA, JO- Jika tidak ada halang melintang, Komjen Pol Drs Badrodin Haiti akan menjalani fit and propertes calon kapolri di DPR RI. Jika semua berjalan mulus, pria kelahiran Paleran, Umbulsari, Jember, Jawa Timur (Jatim) pada 24 Juli 1958 ini, akan dilantik menjadi orang nomor satu di jajaran Kepolisian RI.

Jalan menuju posisi itu memang tidak mudah bagi alumnus terbaik Akpol tahun 1982 ini. Menjadi wakapolri menggantikan Komjen Pol Drs Oegroseno yang pensiun, Badrodin harus "menahan nafas" ketika terjadi kisruh status sebagai tersangka yang diberikan KPK terhadap Budi Gunawan yang akan menghadapi fit and propertest di DPR.

Budi Gunawan sendiri tak jadi dilantik oleh Presiden Jokowi, dan pada 16 Januari 2015 malam, Badrodin ditunjuk Presiden Jokowi menjadi pelaksana tugas (Plt) Kapolri.

Siapakah Badrodin Haiti?

Suami Tejaningsih Haiti dan ayah dua orang anak yakni Farouq Ashadi Haiti dan Fakhri Subhana Haiti ini mengawali karirnya di Korps Bhayangkara sebagai Danton Sabhara Dir Samapta Polda Metro Jaya pada tahun 1982, lalu menjadi Kasubro Ops Polres Metro Depok Polda Metro Jaya tahun 1983 dan pada tahun yang sama meningkat menjadi Kapolsek Pancoran Mas Polres Metro Depok Polda Metro Jaya.

Badrodin memang jitu di unit reserse. Ia tercatat pernah menjadi kasat Serse Metro Bekasi tahun 1990, kemudian kasat serse Polres Metro Jakbar.

Pernah bertugas di Timor Timur sebagai kabag Min Polres Aileu Polwil Timor Timor tahun 1985, Badrodin selama periode 1990 sampai 1998 konsentrasi bertugas di wilayah tugas Polda Metro Jaya.

Enam tahun kemudian atau tahun 2004 dia dipercaya menjadi Kapolda Jawa Timur selama setahun sebelum kemudian ditarik kembali ke Jakarta sebagai Seslem Lemdiklat Polri tahun 2005. Tapi hanya setahun, Badrodin sudah ditunjuk lagi menjadi Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) tahun 2006.

Setidaknya dalam riwayat hidup Badrodin, selain di Banten dan Sulteng, dia juga pernah menjadi kapolda di Sumatera Utara tahun 2009-2010, dan menjadi kapolda Jawa Timur pada 2010-2011.

Sehabis dari Jatim, Badrodin menjadi Sahli Kapolri, Asops Kapolri, Kabaharkam pada 2013-2014 dan menjadi wakapolri tahun 2014 hingga sekarang. Terakhir menjadi plt Kapolri sejak awal 2015 ini.

Badrodin menempuh pendidikan di PTIK tahun 1989, kemudian Sespim tahun 1998 dan Lemhannas RI tahun 2003.

Berdasarkan data laporan LHKPN, total harta Badrodin yang dilaporkan pada 2 Mei 2014 lalu adalah sejumlah Rp 8,2 miliar dan 4 ribu dolar AS. Kekayaan itu berupa harta bergerak berupa sejumlah mobil dan logam mulia serta harta tak bergerak berupa tanah dan bangunan yang tersebar di Jabodetabek.

Putra pertama Badrodin, Farouq Ashadi Haiti juga anggota kepolisian seperti ayahnya. Farouq berpangkat Inspektur Dua (Ipda) Kasubnit Direktorat Tindak Pidana Tertentu Polrestabes Surabaya. Sementara anak kedua Fakhri Subhana merupakan lulusan UI jurusan Farmasi yang kini mengambil studi profesi apoteker.

Saat anggota Komisi III DPR mengunjungi kediaman pribadi Badrodin di Jagakarsa, Jaksel, kemarin, isterinya Tejaningsih berkisah, Badrodin itu pendiam. "Kemana-mana kayak bawa antena radio, tahu saja," kata Tejaningsih.

Tejaningsih, yang memiliki ayah seorang guru sedangkan ibunya seorang bidan, adalah warga Depok asli, dan orang Betawi. Tejaningsih mengaku mengenal Badrodin sejak lama. Dari perjalanan karir Badrodin memang sering bertugas di wilayah Depok setidaknya sejak 1983 bahkan menjadi Kapolsek Pancoran Mas sebelum ditugaskan ke Timor Timur tahun 1985.

Pernikahannya sempat tertunda karena Badrodin dinas ke Timor-Timur itu. (jo-2)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.