Mayjen TNI Endang Sodik, MBA (kiri) dan Brigjen TNI Tatang Sulaiman.
JAKARTA, JO- Jabatan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI diserahterimakan dari Mayjen TNI Endang Sodik, MBA kepada Brigjen TNI Tatang Sulaiman dalam suatu upacara yang dipimpin langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, di Kantor Panglima TNI Merdeka Barat Jakarta Pusat, Selasa (29/9).

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam sambutannya menyampaikan bahwa pada hakekatnya, serah terima jabatan di lingkungan TNI memiliki dua dimensi, yakni dimensi dinamika dan dimensi pembinaan. Dari sisi dinamika, serah terima jabatan merupakan kebutuhan dan keharusan, guna memelihara momentum, performance dan tingkat kesegaran organisasi, dalam mengemban tugas pokoknya.

Sedangkan dari sisi pembinaan, serah terima jabatan merupakan bagian dari pembinaan personel, dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kualitas kinerja, sesuai peran, tugas pokok serta fungsi organisasi. “Serah terima jabatan ini menyangkut substansi penting dan strategis bagi TNI, khususnya dalam melaksanakan pengelolaan arus informasi dan komunikasi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan TNI,” ujarnya.

Dikatakan Panglima TNI, Pusat Penerangan (Puspen) TNI adalah penjuru terdepan dalam mengelola serta mengkomunikasikan kembali informasi ke ruang publik, oleh sebab itu, Puspen TNI secara aktif dan proaktif harus mampu menghadirkan kinerja Penerangan TNI, yang berkualitas, tepat dan akurat.

Masih menurut Panglima TNI, era demokrasi menuntut pola komunikasi dua arah yang masing-masing pihak ikut terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, dalam melakukan komunikasi dengan publik, Puspen TNI harus benar-benar mampu memahami wilayah imajinasi publik terhadap TNI, sehingga komunikasi berjalan efektif. Efektivitas komunikasi akan bisa diperoleh manakala informasi yang disampaikan oleh Puspen TNI bisa diterima, dipercaya, kemudian juga dilaksanakan oleh publiknya baik internal maupun eksternal.

“Puspen TNI sebagai sumber utama informasi TNI dan juru bicara Panglima TNI, apa yang disuarakan oleh Pusat Penerangan TNI, tidak kontraproduktif melainkan kontributif, sehingga mampu memberi penguatan baik yang bersifat internal maupun eksternal, atas segala peran dan tugas pokok TNI,” kata Panglima TNI.

Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya | Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya | Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya | Jalan-jalan ke Las Vegas? Temukan harga hotel terendah

Lebih lanjut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menekankan, banyak hal yang dilakukan oleh TNI yang harus dikomunikasikan kepada publik. Disini peran Puspen TNI dituntut semakin gencar untuk menginformasikan apa yang telah dilakukan dan dikerjakan oleh Prajurit TNI sehingga reputasi TNI, baik secara institusi maupun individu prajurit diketahui dan diakui oleh masyarakat luas. Ruang publik berupa media massa cetak maupun elektronik, serta media sosial sudah sedemikian besar yang memberi akses untuk Puspen TNI berkiprah sebagaimana tugas pokok dan fungsinya. “Lakukan liputan apapun yang dikerjakan oleh TNI, kemudian sebarluaskan secara baik seluruh kegiatan itu”, tuturnya.

Sebelum mengakhiri amanatnya Panglima TNI memberikan penekanan khusus kepada Puspen TNI: Pertama, dalam melakukan publikasi hendaknya publikasi yang meliputi kegiatan-kegiatan Satuan TNI, bukan semata kegiatan ketokohan pemimpinnya, di semua level.

"Kita melakukan komunikasi dan publikasi bukan semata pencitraan, tetapi memberi informasi jujur yang dikemas dengan baik kepada publik, yang dengan cara itu maka publik akan percaya tanpa harus kita meminta untuk percaya. Ingat, pengakuan terhadap reputasi TNI jauh lebih penting dari sekedar pencitraan," ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Kedua, perlu membuat dan menyimpan seluruh dokumentasi kegiatan TNI, karena dokumentasi merupakan bagian penting dalam sejarah kehidupan TNI. Dokumentasi, baik berupa foto, video, bahkan dokumen pemberitaan tentang TNI, akan memiliki nilai historis dan strategis, yang akan sangat bermanfaat baik sekarang maupun masa depan. Ketiga, lakukan analisis media, karena disitulah kita akan mengetahui bagaimana sesungguhnya media menjadikan TNI sebagai agenda penting dalam pemberitaan.

Dikatakan, dengan analisis media yang tajam dan cermat, maka TNI akan memahami benar arah mana yang harus ditempuh ketika harus melakukan komunikasi dengan publik. (jo-17)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.