Arist Merdeka Sirait
JAKARTA, JO- Saling ejek di sekolah antara dua siswa SD yang berujung kematian menjadi pertanyaan pihak Komnas Perlindungan Anak (PA). Menurut Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait meminta pertanggung jawaban para guru.

Kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (19/9), Arist mempertanyakan guru yang baru tahu korban A sudah dalam keadaan sekarat terjatuh dipukul pelaku, R. "Pertanyaannya apakah guru mengawasi itu?" tanya dia.

Dia pun kemudian memita pihak kepolisian tidak terburu-buru memanggil pelaku, karena pelaku masih berusia 8 tahun, tapi mencari informasi yang banyak dengan meminta pertanggungjawaban pihak sekolah karena terjadi dalam lingkup sekolah pada jam belajar menggambar.

Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya | Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya | Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya | Jalan-jalan ke Las Vegas? Temukan harga hotel terendah

Berdasarkan informasi, korban dan pelaku sudah sering bersiteru semenjak kelas satu, tapi dibiarkan begitu saja sampai masuk kelas dua.

“Menurut Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Kelas 1 di SD 07 Kebayoran Lama terdapat dua ruang kelas. Itu kenapa tidak dipisah, kenapa itu dibiarkan. Di situ dulu sebenarnya dilihat apakah itu bagian dari kelalaian dari sekolah hingga menimbulkan terjadi kekerasa,” sambungnya.

Dikatakan, pelaku dan korban, sambung Aris awalnya saling ejek, karena sering dikucilkan akan muncul kemarahan. “Itu yang tidak diperhatikan guru. Itu yang saya sebut kelalaian mengakibatkan timbulnya kekerasan, wali kelas dan kepala sekolah harus bertanggungjawab," kata Arist lagi. (jo-5)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.