Solidaritas Anak Negeri Peringati Hari Pengentasan Kemiskinan se-Dunia

Ilustrasi
JAKARTA, JO- Komunitas Solidaritas Anak Negeri (SAN) memperingati Hari Pengentasan Kemiskinan se-Dunia yang jatuh pada tanggal 17 Oktober 2015. Dengan tema Science Investment for Nation, SAN menyerukan semua pihak bergandengan tangan untuk memutus rantai kemiskinan di bumi Indonesia.

"Momentum peringatan Hari Pengentasan Kemiskinan ini menjadi momentum bersama untuk membangun persatuan dan kesatuan saling bergandeng tangan untuk memutuskan rantai kemiskinan dari bumi Indonesia yang kita cintai ini," kata Erwin Noviansyah selaku penggagas sekaligus ketua Komunitas SAN, kepada wartawan di kantornya di bilangan Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (30/9).

SAN dibentuk oleh para alumni STM 6/7 Kampung Jawa Jakarta dan beberapa sekolah SLTA lainnya. Mereka memiliki semangat dan keterpanggilan yang sama untuk membangun negara dan menjaga keutuhan NKRI menuju Indonesia Emas Satu Abad pada 2035 mendatang.

Menurut Erwin, yang adalah alumni STM Kampung Jawa ini, generasi penerus yang saat ini masih mengenyam pendidikan di bangku SD SMP SLTA, merekalah yang nantinya yang akan meneruskan perjuangan dalam membangun negara ini menuju Indonesia Emas Satu Abad di 2035 nanti.

"Sebagai tonggak awal terbentuknya kesatuan dan persatuan yang kokoh maka salah satu upaya kita adalah membebaskan diri kita dan negeri ini dari kemiskinan baik itu kemiskinan ilmu pengetahuan, mental dan pendidikan yang layak," ujarnya.

Dikatakan, pendidikan dan ilmu yang ditimba pada masa lalu dan saat ini adalah modal untuk menuju masa depan diharapkan bisa melahirkan ide kreatif inovatif melawan untuk kemiskinan di negeri Indonesia yang dikenal kaya akan sumber daya alam nya.

Masih kata Erwin, kemiskinan juga menjadi salah satu faktor penghalang kecerdasan anak bangsa untuk mendapatkan pendidikan yang layak karena tidak mendapatkan kebebasan untuk berkreasi berkarya karena keterbatasan ekonomi yang semakin sulit.

Sampai saat ini di berbagai daerah di nusantara ini masih banyak siswa dan siswi sekolah menengah yang masih belum mengerti pentingnya arti kesatuan dan persatuan bangsa.

"Dalam membangun hubungan antarsesama siswa belum bisa terbangun dengan baik, kita lihat saja di beberapa besar di indonesia tawuran antarpelajar masih menjadi terjadi di mana-mana, masih sering jumpai,dan tak jarang pula korban berjatuhan karena tawuran itu," katanya.

Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya | Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya | Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya | Jalan-jalan ke Las Vegas? Temukan harga hotel terendah

Dikatakan, bilamana tercipta mental persatuan dan kesatuan di negeri ini pada generasi kita yang saat ini sedang menimba ilmu di tingkat SLTA khususnya di seluruh wilayah NKRI tentunya akan dapat melahirkan sebuah karya inovasi kreatif yang bermanfaat bagi bangsa ini juga bisa memutuskan rantai kemiskinan pada generasi yang akan datang.

Itu sebabnya, sekelompok generasi muda SAN sangat peduli dengan hal tersebut berinisiatif untuk menyumbangkan pikiran dan memberikan dorongan moral dan merangkul generasi penerus bangsa dengan menanamkan nilai kesatuan dan persatuan bangsa serta kepedulian sosial agar generasi kelak bisa terbebas dari keterpurukan dan kemiskinan di negri yang subur dan kaya ini.

"Pada kesempatan ini kami juga ingin mengajak kita semua, khususnya rekan media televisi online koran untuk terus memberikan peranannya dalam mencerdaskan dan mewujudkan cita-cita dari pendiri bangsa untuk mengentaskan kemiskinan di negeri yang kita cintai ini," sambungnya.

Media juga sebagai sarana pemersatu bangsa untuk menjaga perdamaian, kesatuan persatuan, jangan pernah bosan memberikan informasi pesan moral kritikan masukan dan saran pada pemerintah dalam memutuskan rantai kemiskinan yang berkepanjangan di negeri ini apakah itu miskin ilmu ataupun miskin harta.

"Karena melalui pendidikan dan ilmu pengetahuan yang tinggi serta prestasi anak bangsa yang akan membawa indonesia memiliki daya saing yang yang kuat bermartabat dan memiliki integritas yang tinggi di mata dunia," kata Ermin. (hery lubis)


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.