Presiden Jokowi: Ekspor Pasar Nontradisional Harus Diperluas
Presiden Jokowi |
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi kepada wartawan seusai membuka Trade Expo Indonesia 2015, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (21/10).
“Saya sudah tugaskan ke Menteri Perdagangan, ke Dubes, untuk pasar-pasar nontradisional itu yang harus dikejar. Jangan kita hanya pasar-pasar lama, pasar tradisional terus yang harus kita tuju. Karena seluruh pasar di negara-negara sekecil apapun itu potensinya ada. Produk kita ini macam-macam sehingga itu menjadi sebuah potensi yang terus harus didorong,” kata Jokowi.
Presiden Jokowi juga menyampaikan pemerintah telah memberikan kesempatan, terutama kepada para eksporter pemula, untuk mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga sangat rendah, hanya 9 persen.
Jika perusahaannya mengalami kendala, lanjut Presiden, Pemerintah juga menyediakan kredit khusus di Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Sebelum ke Yogyakarta, Cek Dulu Tarif Hotel dan Ulasannya Ke Bandung? Cek Dulu Hotel, Tarif dan Ulasannya Disini Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya
“Itu juga bisa dipakai kurang lebih Rp 1 triliun, itu juga angka yang cukup besar yang bisa mendorong industri yang berorientasi ekspor,” kata Presiden seraya menyebutkan ke depan yang dikembangkan Pemerintah adalah industri padat karya yang orientasinya ekspor.
Jokowi menilai penting bagi pemerintah terus meningkatkan transaksi perdagangan guna mempertahankan agar neraca perdagangan bisa terus mengalami surplus. Hal ini dianggap penting karena berdampak positif bagi struktur perekonomian di waktu-waktu mendatang.
"Yang paling penting bagaimana surplus neraca perdagangan kita masih bisa kita pertahankan. Itu yang paling penting," ujar Jokowi.
Presiden tidak menampik kondisi pasar internasional tengah tidak menentu, utamanya bagi negara tujuan ekspor dari Indonesia. Akibat kelesuan ekonomi dunia, negara tujuan ekspor akhirnya mengurangi permintaan barang. Namun, Presiden meyakini masih surplusnya neraca perdagangan menjadi baik di tengah perlambatan ekonomi sekarang ini.
Menurut Presiden, dengan kurs dolar yang mencapai Rp13.600, maka semua produk di Indonesia diuntungkan, tetapi yang paling diuntungkan adalah yang ekspor yang memakai bahan baku lokal, yang lokal kontennya tinggi. “Itu yang mendapat keuntungan banyak,” tuturnya. (jo-2)
Tidak ada komentar: