Tujuh Tewas dan 13 Luka Akibat Salah Tembak Polisi
Ilustrasi |
"Pada 2015 ada 20 kasus salah tembak atau aksi koboi yang dilakukan polisi, yang menyebabkan 7 orang korban tewas dan 13 luka-luka," ujar Neta, Senin (14/12).
Berikut data aksi polisi ‘koboi’ pada 2015, versi IPW:
Pada 13 Desember 2015
Seorang tukang ojek yang sedang mangkal di Plumbang, Jakarta Utara menjadi korban salah tembak polisi. Saat itu sejumlah polisi sedang berusaha menghalau puluhan pengendara sepeda motor yang masuk ke jalan tol. Tembakan peringatan dilepaskan. Salah satunya menghantam kaki pengemudi ojek.
Pada 11 Desember 2015
AKP Kiraman nekat menembak abang kandungnya Talib (43) sebanyak lima kali, karena berebut warisan. Akibatnya kepala sekolah itu luka-luka di bagian kaki. Peristiwa ini terjadi di Desa Lappa-Lappae, Pinrang, Sumatara Selatan.
Pada 5 Desember 2015
Seorang bocah Rendi Anggara (10) tewas terkena peluru nyasar polisi saat bermain di depan rumahnya di Jalan Segaram 13 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan. Bagian kiri kepala pelajar kelas V SD itu tertembak saat anggota Polresta Palembang memburu pengedar narkoba. Usai salah tembak para polisi malah melarikan diri hingga salah satu ditangkap dan dikeroyok warga.
Pada 4 Desember 2015
Bripda YS (21) sungguh arogan. Saat ditegur warga karena ngebut membawa mobil di sekitar Stadion Kridanggo, anggota Polres Salatiga, Jawa Tengah itu malah menodong warga dengan senjata apinya.
Pada 6 November 2015
Hasan, seorang petani menjadi korban salah tembak hingga tewas polisi yang sedang melakukan operasi pemberantasan teroris di Desa Dalogo, Sausu, Sulawesi Tengah.
Pada 4 November 2015
AS seorang pemuda 19 tahun warga Dusun Sumurlaban, Dander, Bojongnegoro, Jawa Timur terpaksa dilarikan ke RS Aisyiah. Sebab, kakinya tertembak polisi yang saat itu sedang memburu pencuri kayu.
Pada 19 Oktober 2015
Anggota Polsek Kepenuhan, Rohul, Riau, Bripka ST Simanjuntak yang baru dua minggu pegang senjata menembak mati istrinya, Risma Nainggolan sebanyak lima kali. Aksi penembakan ini terjadi setelah keduanya cekcok akibat istrinya cemburu, menuduh pelaku punya wanita lain.
Pada 17 Oktober 2015
Abdul Gani pelajar kelas 2 SD jadi korban penembakan polisi di Simpang Setia Bagan Hulu, Rokan Hilir, Riau. Awalnya polisi memburu pelaku kejahatan, Begitu melihat Abdul Gani, pelaku langsung menyanderanya. Melihat hal ini polisi melepaskan tembakan. Peluru bukannya mengenai si penjahat tapi menyerempet kaki Abdul.
Pada 30 Agustus 2015
Anggota Polres Polman Brigpol CA menembak mati Prada Juliadi, anggota Batalyon Infanteri (Yonif) 721/Makkasau-Pinrang, di arena Road Race GOR Pekkabata, Polman, Sulawesi Barat. Pelaku terpaksa menembak ke arah perut karena korban hendak menikamnya dengan sangkur dalam perkelahian antar anggota TNI-Polri.
Pada 18 Agustus 2015
Rendy Pratama siswa SMAN 1 Bondowoso tertembak senjata polisi. Saat itu Rendy hendak membeli nasi goreng di depan Polres Bodowoso, Jawa Timur. Saat bersamaan ada penjahat yang kabur dari pemeriksaan dan polisi menembak punggung hingga tembus ke perut. Lalu peluru itu menerjang betis kiri Rendy.
Pada 10 Agustus 2015
Bahu kanan Brigadir Wahyudi ditembak Briptu Tri Ari Sabeni di kawasan Krangkeng, Indramayu, Jawa Barat. Padahal saat itu Brigadir Wahyudi hendak menangkap pelaku pencurian dengan kekerasan.
Pada 20 Juli 2015
Dua warga Jalan Kapten Sumarsono VII, Helvetia, Medan, Sumut, jadi korban salah tembak polisi. April Andreas (15) mengalami luka di bagian pipi akibat terkena peluru, sementara pamannya Junaidi Purba (35) terkena peluru di rusuk kanan. Kejadian berawal saat polisi datang untuk menangkap dua pelaku kejahatan, Agus dan Hermanto.
Pada 28 Juli 2015
Bripda Ridho Arianto anggota Polres Meranti, Riau, luka akibat ditembak teman sekamarnya, yang juga seorang polisi, Bripda Syahrul. Tembakan yang dimulai dengan aksi bercanda itu menembus bahu kanan Bripda Ridho.
Pada 20 Juli 2015
Eva (30) seorang ibu tewas setelah tertembak senjata suaminya yang anggota Brimob, Brigadir H. Peristiwa ini terjadi di rumanya di Desa Tamangapa, Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan. Saat itu senjata organik Brigadir H diambil putrinya yang berusia 9 tahun dan meletus mengenai pelipis kanan ibunya.
Pada 3 Juli 2015
Jufri Pasaribu alias Jamal (45) ditembak mati seorang anggota polisi berpakaian sipil di Jl Jati, Sungai Bambu, Jakarta Utara. Aksi main tembak itu dilakukan karena korban dianggap membuat onar dan merusak harta benda di rumah seorang warga bernama Prapto.
Pada 24 Juni 2015
Seorang penjual tahu Sueb (50) mendadak ambruk setelah perutnya tertembus peluru polisi yang mengejar pelaku kejahatan di perkampungan padat di Jalan Ambengan Batu I, Surabaya, Jawa Timur.
Pada 14 Mei 2015
Gadis cilik Nurhalimah Utari (10) tewas tertembak saat anggota Polsek Plaju, Palembang, Sumatera Selatan memburu pelaku jambret. Peristiwa ini terjadi tak jauh dari rumahnya di Dusun 2 Lembak Rambutan Banyuasin.
Pada 10 Maret 2015
Titin Komariah (32) ibu tiga anak tewas di pematang sawah saat akan mengambil sayuran di dekat rumahnya di Kecamatan Panimbang, Pandeglang, Banten. Titin menjadi korban peluru nyasar dari Polsek Kembangan, Jakarta Barat sewaktu melakukan pengejaran begal motor.
Pada 24 Februari 2015
Seorang anggota Brimob Mabes Polri Bharada Edy yang sedang bertugas di Poso, Sulawesi Tengah tertembak kawannya sendiri. Saat itu keduanya sedang mengendara mobil, tiba-tiba mobilnya oleng dan tanpa sengaja pelaku menekan pelatuk senjatanya hingga mengenai paha korban.
Pada 4 Februari 2015
Merasa cemburu Bripka EW menembak RA ajudan Bupati Mamberamo Tengah yang diduga berselingkuh dengan istrinya. Penembakan itu dilakukan anggota Polres Tolikara di sebuah hotel di Jayapura, Papua. (amin)
Sebelum ke Yogyakarta, Cek Dulu Tarif Hotel dan Ulasannya Ke Bandung? Cek Dulu Hotel, Tarif dan Ulasannya Disini Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya
Tidak ada komentar: