Pengusaha Taksi Minta Keadilan
Mintarsih |
Salah satu pengusaha taksi, Mintarsih A Latief yang mengatakan persaingan usaha transportasi di Jakarta semakin ketat dan beberapa perusahaan jasa tersebut makin terancam.
"Dengan banyaknya taksi merk tertentu yang dikeluarkan, terlihat tandanya ada banyak permainan," ujar Mintarsih di Jakarta, Rabu (16/3).
Mintarsih memaparkan sekarang kita lihat sebelum ada Uber dan Grab, sudah terjadi keluhan yang luar biasa. Dari taksi yang bukan monopoli, karena jumlah armada dan ijin yang diberikan kepada taksi tertentu jauh berlebihan. Sehingga ada monopoli taksi.
Modal yang dibutuhkan perusahaan taksi mulai dari ijin usaha, hingga otomatis tarif taksi harus tinggi. "Jadi, sekarang ada pihak yang membela Uber dan Grab, karena harganya lebih murah. Tetapi ada juga kelompok lain yang mempersoalkan tidak adanya keadilan, mulai dari perizinan dan undang-undang monopoli,” katanya.
Lebih lanjut Mintarsih menjelaskan tidak hanya taksi monopoli, taksi lain juga ikut kena imbasnya. Karena jumlah taksi sudah lebih dua kali lipat, akhirnya sekarang jumlah taksi menjadi berlipat-lipat dan ditambah lagi dengan adanya Uber dan Grab.
Jumlah taksi itu relatif, sebaiknya Dishub membuat perhitungan dengan benar dan melihat fakta dilapangan. Jika kelihatan dengan kasat mata jumlah taksi sudah berlebihan, maka jangan diberikan ijin atau berikan hak yang sama kepada semua pengusaha taksi.
“Dengan adanya taksi Uber dan Grab dengan cost yang murah. Pemerintah seharusnya memikirkan rasa keadilan terhadap pengusaha taksi lainnya,” jelas Mintarsih. (amin)
Sebelum ke Yogyakarta, Cek Dulu Tarif Hotel dan Ulasannya Ke Bandung? Cek Dulu Hotel, Tarif dan Ulasannya Disini Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya
Tidak ada komentar: