Kapolri Beri Penghargaan ke Jajaran Polda Metro Jaya
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian saat memberikan penghargaan. |
"Kenapa diberi penghargaan, karena saya anggap ini satu prestasi yang luar biasa. Karena mengungkap satu kasus besar dan jadi trend topic nasional tekanannya besar. Itu saya alami saat jadi reserse," ujar Tito di Mapolda Metro Jaya.
Tekanan psikologis yang dirasakan penyidik dan Kapold Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan cukup besar, ketika menangani kasus perampokan Pulomas.
"Masyarakat mengalami public outcry, kemarahan publik pada pelaku, kesedihan yang luar biasa karena korban cukup banyak, ditambah lagi tuntutan pada negara yang direpresentasikan pada Polri sebagai penegak hukum untuk melakukan pengungkapan serta penegakan hukum dan proses hukum untuk membuktikan ini negara dengan supremasi hukum," ungkapnya.
Tito menambahkan, bekerja di bawah tekanan itu tidak nyaman. Anggota tidak bisa tidur, termasuk pimpinan yang harus selalu melihat perkembangan dan memberikan motivasi kepada anggota untuk segera mengungkap.
"Tapi kita lihat kasus diungkap dalam hitungan jam. Untuk itu saya sesuai prinsip reward dan punishment yang harus diterapkan secara konsisten untuk membentuk iklim kompetisi yang sehat agar saling berprestasi," katanya.
Menurutnya, penghargaan diberikan dalam bentuk sertifikat kepada anggota dalam apel pagi ini.
"Saya memberikan kebanggaan dan motivasi bagi mereka. Saya sampaikan pada Kapolda supaya kalau mereka mau sekolah atau akan ada promosi saya akan berikan perhatian. Dan ini kita sampaikan pada anggota lain. Saya harap dengan diliput media akan sampai pesan ini dari Sabang sampai Marauke pada seluruh jajaran kepolisian untuk berprestasi sebaik-baiknya. Syukur kalau dengan tulus mengabdi pada masyarakat. Kalau itu dilakukan maka akan timbul kepercayaan publik dan mereka lebih nyaman," jelasnya.
Tito menuturkan, dirinya akan mendatangi dan memberikan penghargaan kepada seluruh jajaran Polri yang punya prestasi tingkat nasional. Menyoal bagaimana bisa mengetahui ukuran kinerja nasional, Tito mengungkapkan Kapolda bisa memberikan informasi atau melalui media massa.
"Silahkan kapoldanya. Saya bisa tahu di media juga. Tapi di media juga kita lakukan klarifikasi apakah itu natural atau dibuat, didesain. Harus yang tulus dengan hati dan bersih dia menolong serta melakukan tugas dengan baik meski dengan tekanan tinggi ini tidak gampang," tandasnya.
Sebelumnya diketahui, peristiwa perampokan terjadi di kediaman Dodi Triono, Jalan Pulomas Utara, Pulomas, Jakarta Timur, 26 Desember 2016 lalu. 11 orang penghuni disekap di dalam toilet berukuran 1,5x1,5 meter.
Akibatnya, enam orang tewas adalah Dodi, Diona Andra Putri (putri pertama Dodi dari mantan istri kedua), Dianita Gemma Dzalfayla (putri ketiga Dodi dari mantan istri kedua), Amalia Calista (teman Gemma), serta dua sopir bernama Yanto dan Tarso. Sementara, lima korban lainnya mengalami luka antara lain Anet (putri kedua Dodi dari mantan istri kedua) dan empat pembantu atas nama Santi, Fitriyani, Emi, dan Windi.
Kasus ini menjadi sorotan publik dan menjadi atensi pimpinan Polri agar dapat segera diungkap.
Kerja keras berbuah hasil dalam hitungan hari, empat pelaku berhasil ditangkap tim gabungan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Timur dan Polres Depok. Keempat pelaku adalah Ramlan Butarbutar, Erwin Situmorang, Alfins Sinaga dan Ridwan Sitorus alias Ius Pane. Ramlan tewas ditembak petugas karena melakukan perlawanan pada saat ditangkap. (amin)
Sebelum ke Yogyakarta, Cek Dulu Tarif Hotel dan Ulasannya
Ke Bandung? Cek Dulu Hotel, Tarif dan Ulasannya Disini
Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya
Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya
Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya
Bengkulu yang Sedang Bersinar, Cek hotel dan baca ulasannya
Tidak ada komentar: