Menkominfo dan Facebook Bahas Hoax dan Jurnalisme Warga
Monica Bickert |
Setelah melangsungkan rapat tertutup dengan Menkominfo di ruang tamu menteri di lantai 7 Gedung Kominfo, para perwakilan Facebook beranjak ke Istana Negara untuk bertemu staf Presiden RI. Tak dijelaskan apa topik yang bakal didiskusikan.
Setidaknya ada dua isu yang dibahas keduanya. Pertama, peningkatan layanan atau service level agreement (SLE) dengan permintaan agar ada respon lebih cepat dari Facebook kalau ada konten yang dianggap berbahaya dan bermuatan hoax.
Kedua, terkait program jurnalisme warga alias citizen journalism. Inisiasi itu dihadirkan Facebook untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat Indonesia tentang kaidah jurnalistik yang benar.
Materi pembicaraan itu disampaikan Dirjen Aptika Kominfo Samuel Abrijani Pangerapan di Jakarta, hari ini.
Menurut Samuel, Menkominfo Rudiantara secara implisit meminta Facebook untuk membuka kantor di Indonesia, sehingga komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah bisa lebih cepat dan mudah.
Selama 2016 hingga 2017, ada 1.572 konten negatif yang dilaporkan Kominfo ke Facebook. Konten itu mencakup berbagai isu, mulai dari pornografi, kekerasan anak, obat palsu, hingga berita hoax yang menggaungkan kebencian.
Dari total laporan tersebut, baru 60 persen yang mendapat respons Facebook. Hal ini, menurut Samuel, sedikit banyak disebabkan perbedaan pemahaman antara Facebook dan pemerintah Indonesia terkait konten negatif.
Samuel juga menyebut ada beberapa isu yang mungkin menurut kita bahaya, tapi menurut Facebook lain sehinga harus ada kesepahaman persepsi di situ. (jo-4)
Sebelum ke Yogyakarta, Cek Dulu Tarif Hotel dan Ulasannya
Ke Bandung? Cek Dulu Hotel, Tarif dan Ulasannya Disini
Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya
Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya
Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya
Bengkulu yang Sedang Bersinar, Cek hotel dan baca ulasannya
Tidak ada komentar: