Sampai 2019 Jalan Tol Baru 1.800 Km, Presiden: Berpuluh Tahun Kita Hanya 780 Km
Joko Widodo |
Menurut Presiden Jokowi, angka 1.800 kilometer itu didapatnya berdasarkan hitung-hitungan yang disampaikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono.
"Tadi saya tanya Pak Menteri, lalu dihitung dapatnya kurang lebih nanti 1.800 kilometer, artinya sebetulnya kita ngebut itu juga bisa," kata Presiden Jokowi.
Jokowi mengungkapkan pada tiga tahun lalu telah menanyakan kepada Menteri PUPR bahwa Indonesia baru memiliki 780 kilometer dan kalah dari negara tetangga yang jalan tolnya lebih panjang.
"Masa kita berpuluh tahun hanya 780 kilometer, padahal yang namanya Tiongkok China itu satu tahun bisa 4 ribu sampai 5 ribu kilometer per tahun. Mereka ngga tahu udah berapa ratus ribu kilometer," kata Jokowi.
Hotel Paling Romantis. Berapa Sih Tarifnya!! Hemat 25% untuk Setiap Hotel Tempat Anda Menginap & Baca Ulasannya
Cari Tahu Tarif Hotel Terkini di Medan
Cari Tahu Tarif Hotel Terkini di Palembang
Presiden mengatakan Indonesia paling awal membangun tol untuk negara Asia, dimana Tol Jagorawi yang telah ditiru banyak negara.
"Dulu saat jalan tol Jagorawi kita punyai sekitar tahun 77. Semua orang datang melihat tol Jagorawi, kita. lihat meniru manajemennya, meniru konstruksinya, semuanya niru. Negara-negara di sekitar kita, tapi mereka sudah punya beribu kilometer kita masih 780 kilometer," kata Presiden.
Jokowi mengakui bahwa lambatnya pembangunan tol ini karena masalah pembebasan lahan. "Sekarang kunci itu sudah kita lihat. Kuncinya sudah ketemu. Kalau konstruksi ternyata kita ngga kalah asal tanahnya udah bebas," katanya.
Untuk itu, Presiden berharap pekerjaan pembangunan tol ini selesai sesuai target.
"Inilah yang terus kita kejar dan saya ingat saat itu tiga tahun yang lalu saya sampaikan ke Menteri PU yang terkait juga dengan Menteri BUMN, saya hitung 5 tahun target kita sementara 1.800. Lima tahun lho itu," katanya.
Presiden berharap pekerjaan tol dikerjakan bersama-sama, seperti pembangunan Tol Bawen-Salatiga yang dibangun oleh BUMN (Jasamarga), swasta (Astra Infra) dan pemerintah daerah."Di mana-mana kita harapkan seperti itu. Gabungan pemerintah daerah, pemerintah pusat BUMN, swasta semuanya gabung," harapnya. (jo-2)
Tidak ada komentar: