Dewan Keamanan PBB Bahas Klaim AS atas Jerusalem Jumat Ini
Dewan Keamanan PBB |
Seperti dilansir Guardian, Delapan dari 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB meminta pertemuan tersebut, termasuk Inggris, Italia dan Perancis, di tengah kecaman bahwa pengakuan Trump melanggar baik hukum internasional maupun resolusi PBB.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan, pihaknya memiliki posisi bersatu bahwa Jerusalem harus menjadi ibu kota dari kedua negara yakni Israel dan Palestina masa depan. Kementerian luar negeri Rusia mengatakan pengakuan AS berisiko "konsekuensi berbahaya dan tidak terkendali."
Dari Jakarta, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, Indonesia mengecam keras pengakuan sepihak AS terhadap Yerusalem sebagai Ibu kota Israel, dan meminta AS mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.
“Pengakuan sepihak tersebut telah melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB yang Amerika Serikat menjadi anggota tetapnya. Ini bisa mengguncang stabilitas keamanan dunia,” kata Presiden Jokowi.
Hotel Paling Romantis. Berapa Sih Tarifnya!! Hemat 25% untuk Setiap Hotel Tempat Anda Menginap & Baca Ulasannya
Cari Tahu Tarif Hotel Terkini di Medan
Cari Tahu Tarif Hotel Terkini di Palembang
Ketika orang-orang Palestina bersiap untuk melakukan demonstrasi di beberapa kota di Tepi Barat, sebagian besar sekutu utama AS di Timur Tengah juga ikut mengkritik tindakan tersebut.
Sementara PM Israel Benjamin Netanyahu, memuji pengakuan Trump sebagai "bersejarah" dan mengklaim bahwa negara-negara lain akan mengikuti jejak AS. Namun kenyataannya hingga hari ini, hanya Israel saja yang memuji langkah tersebut.
Kerajaan Arab Saudi menyebutnya "tidak dapat dibenarkan dan tidak bertanggung jawab", dan presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, mengatakan bahwa Trump telah melemparkan Timur Tengah ke dalam "lingkaran api".
"Hei Trump! Apa yang ingin Anda lakukan? " kata ErdoÄŸan saat meninggalkan Ankara untuk berkunjung ke Yunani. "Pendekatan macam apa ini? Para pemimpin politik tidak menimbulkan masalah, mereka berusaha berdamai!" "
Pemimpin kelompok militan Hamas, Ismail Haniyah, menyerukan "hari kemarahan" pada hari Jumat. "Kita harus bersatu untuk melancurkan intifada di hadapan musuh Zionis," katanya dalam sebuah pidato di Gaza.
Tidak ada komentar: