Presiden Jokowi: Jangan Ada Sengketa Lahan Lagi
Presiden Jokowi di Kota Padang, Sumatera Barat, senin (21/5/2018). |
Di awal sambutan, Presiden Jokowi mengaku memerintahkan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk menyelesaikan sertifikat-sertifikat baik itu untuk masjid, musala, surau, pondok pesantren, dan madrasah.
Menurut Presiden, hal itu sangat penting karena setiap dirinya turun ke bawah, daerah, kampung, desa, sering sekali mendengar bahwa masjid, musala, surau maupun pondok pesantren banyak yang belum bersertifikat.
Beberapa diantaranya, tambah Presiden, mengeluh mengenai sengketa lahan. “Oleh sebab itu, saya perintahkan kepada Menteri BPN saat itu, untuk segera diselesaikan sertifikatnya dan alhamdulillah pada siang hari ini telah diserahterimakan pada Bapak/Ibu sekalian sebanyak 510 sertifikat,” ujar Presiden seraya mengucap syukur atas terselesaikannya sertifikat di Sumatera Barat.
Lebih lanjut, Presiden menyampaikan bahwa ini baru bagian kecil, tetapi paling tidak sudah dimulai dengan sertifikat, sebagai tanda bukti hak hukum atas tanah yang dimiliki oleh masjid, musala, surau, pondok maupun madrasah dan lain-lainnya.
“Kita harapkan yang namanya sengketa lahan, sengketa tanah itu sudah tidak ada lagi karena tanda bukti hak hukum atas tanah itu sudah diberikan pada Bapak/Ibu sekalian,” ujar Presiden.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan klarifikasi mengenai isu bahwa dirinya tidak ada hubungan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan keturunan China.
Ditegaskan kembali, Presiden mengajak kepada seluruh masyarakat bersama sama agar menjaga persaudaraan, ukhuwah islamiyah, serta ukhuwah wathoniyah karena semua saudara sebangsa dan setanah air.
Pembangunan di Sumbar
Sementara itu, menyinggung soal infrastruktur di Sumatra Barat, Presiden menyampaikan bahwa hari ini juga baru menyelesaikan beberapa pembangunan.
“Tadi sudah disampaikan Pak Gubernur, tadi baru saja meresmikan bandara airport ke kota Padang, kemudian juga akan membangun lagi terminal internasional Minangkabau yang sekarang daya tampungnya sudah penuh 2,7 juta per tahun,” ujar Presiden.
Insyallah akhir tahun depan, menurut Presiden, akan diselesaikan menjadi 5,7 juta penumpang per tahun yang bisa ditampung di sana yang artinya terminalnya harus dibesarkan.
“Kemudian juga dalam rangka membangun dunia pariwisata di Sumatra Barat ini, kita juga membangun jalan menuju ke Mandeh, kita harapkan nanti juga menjadi sebuah tempat wisata yang sangat bagus,” tutur Presiden seraya mengaku dirinya pernah ke sana.
Diakui oleh Presiden, bahwa pemandangannya sangat bagus, tapi insfrastruktur jalannya belum ada, sehingga mau tidak mau harus dibangun. Ia menambahkan bahwa pembangunan jalan tol juga baru saja dimulai karena memang agak lama kalau jalan tolnya menuju dari Padang ke Pekanbaru.
“Dan kita harapkan infrastruktur ini selesai pertumbuhan ekonomi Sumatra Barat yang sekarang pertumbuhan ekonominya juga cukup baik tetapi kita harapkan dengan pembangunan infrastruktur itu pertumbuhan ekonominya akan lebih baik lagi,” tambah Presiden.
Ke depan tahapan depan yang ingin dibangun, menurut Presiden, adalah pembangunan sumber daya manusia yang diharapkan nantinya bukan hanya urusan fisik.
“Tetapi urusan berkaitan dengan sumber daya manusia baik karakter, SDM kita, budi pekerti yang berkaitan dengan akhlak, yang berkaitan dengan produktivitas, kedisiplinan sehingga memang ini harus kita bangun di seluruh tanah air,” pungkas Presiden.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam acara kali ini diantaranya Ibu Negara Iriana, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perhubungan Budi K Sumadi, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Wantimpres Sidarto Danusubroto, Wamen ESDM Archandra Tahar, Gubernur Provinsi Sumatra Barat Irwan Prayitno. (jo-2)
Tidak ada komentar: