Menlu AS Mike Pompeo Temui Presiden, Jokowi Minta AS Tetap Berikan GSP
Presiden Jokowi saat menerima Menlu AS Mike Pompeo. |
Mendampingi Presiden Jokowi saat menerima kunjungan itu adalah Menlu Retno Marsudi, Mensesneg Pratikno, Mendag Enggartiasto Lukita, dan Dubes RI untuk AS Budi Bowoleksono.
Dalam pertemuan, Presiden Jokowi meminta AS agar tetap memberikan kebijakan Generalized System of Preferences (GSP) atau fasilitas bebas bea masuk bagi barang-barang produk Indonesia, karena produk yang diekspor Indonesia tersebut terkait dengan produk yang diekspor oleh AS.
Presiden Jokowi sebagaimana disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi yang mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut mengatakan, kalau dilihat dari barang-barang yang ada di dalam GSP, maka 53 persen dari barang-barang tersebut adalah terkait dengan produk yang diekspor oleh Amerika.
“Jadi 53 persen di antaranya terkait dengan proses produksi yang diperlukan oleh Amerika,” kata Menlu kepada wartawan usai pertemuan.
Sebelumnya, lanjut Menlu, dalam pertemuan Presiden Jokowi dengan Menlu Mike Pompeo yang berlangsung dalam suasana sangat bersahabat itu telah dibahas beberapa isu.
Pertama, jelas Menlu, adalah komitmen Amerika dan juga tentunya Indonesia untuk melanjutkan strategic partnership yang dimiliki kedua negara sejak tahun 2015.
“Jadi hubungan bilateral kita dibangun berdasarkan strategic partnership dan Presiden juga mengatakan bahwa strategic partnership yang kita bangun itu hendaknya tidak hanya bermanfaat bagi dua negara, tetapi juga untuk dunia,” kata Menlu.
Kemudian yang kedua, terkait masalah kerja sama ekonomi, Menlu menjelaskan, mengenai hal ini nantinya Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita nanti akan menjelaskan lebih lanjut. Namun intinya, jelas Menlu, adalah komitmen kedua negara lagi untuk meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, terutama di bidang perdagangan.
Dijelaskan Menlu, bahwa Mendag baru saja berkunjung ke Amerika Serikat, berbicara dengan counterparts-nya dan juga dengan private sectors di Amerika. Dan dari kunjungan tersebut intinya tampak komitmen mereka untuk terus meningkatkan perdagangan yang saling menguntungkan.
“Presiden mengatakan bahwa kalau kita lihat dari jenis barang yang kita perdagangkan, maka sifatnya tidak saling berkompetisi satu sama lain. Oleh karena itu akan lebih mudah bagi kita untuk meningkatkan kerja sama perdagangan,” ungkap Menlu.
“Jadi untuk bilateral, dua hal itu yang dibahas, perdagangan kemudian payungnya adalah strategic partnership,” sambung Menlu.(jo-2)
Tidak ada komentar: