Panglima TNI: TNI Tidak Memberikan Ruang dan Tempat Bagi Pelaku Rasis
Panglima TNI dan Kapolri di Timika, Papua. |
Panglima TNI mengatakan bahwa kehadirannya bersama Kapolri di Timika adalah untuk bertatap muka dan berdialog serta meminta masukan para tokoh-tokoh daerah terkait peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu, seperti kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya.
“Peristiwa tersebut menimbulkan ekses lanjutan di berbagai daerah di Papua, seperti di Sorong, Wamena, Manokwari, Timika, Fakfak, Nabie dan Jayapura,” ungkapnya.
Panglima TNI menegaskan bahwa apa yang terjadi beberapa hari lalu, bagi TNI tidak akan memberikan ruang dan tempat bagi pelaku rasis, dan TNI akan memproses anggotanya apabila memang terbukti. “Ada dua prajurit TNI, yaitu Danramil dan Babinsa karena tidak mengindahkan perintah atasan. Saat ini sedang dalam proses pendalaman pemeriksaan dengan bukti-bukti yang ada, dan menjadi pelajaran kita semua,” ujarnya.
Selanjutnya Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa Tentara Nasional Indonesia memiliki kewajiban menjaga stabilitas keamanan secara menyeluruh, nasional maupun lokal.
Untuk menangani permasalahan yang ada di Papua, Panglima TNI mengatakan bahwa permasalahan itu harus diselesaikan dengan sudut pandang Papua, dan komunikasi dengan cara-cara Papua. Pasalnya, tidak akan bisa memahami permasalahan-permasalahan Papua tanpa dari sudut pandang Papua. “Untuk itu, saya datang ke sini dan kami mengharapkan bahwa pemahaman-pemahaman nanti yang saya dapat, akan mengarah kepada akar permasalahan yang ada,” imbuhnya.
“Para pimpinan daerah, pejabat daerah, TNI-Polri yang ada di Papua, khususnya TNI-Polri di sini terbuka apabila ada masalah-masalah. Yang selalu kita garis bawahi adalah tidak ada rasis. Mari kita ciptakan suasana damai di Papua,” tutup Panglima TNI.
Tidak ada komentar: