Kisah Pilu Nenek 90 Tahun Sebatang Kara di Gubuk Tanpa Dinding di Samosir
Nenek Bungolo Sinurat di rumahnya tanpa dinding hidup sebatang kara. |
Nenek yang bernama Bungolo Sinurat ini hidup sebatang kara tanpa sanak saudara. Suaminya bermarga Nadeak diketahui sudah meninggal beberapa tahun lalu. Malangnya, pernikahan mereka tidak dikaruniai keturunan.
Informasi yang dihimpin Jakarta Observer, nenek ini sebelumnya tinggal dan bertani di Desa Aek Nauli, Kecamatan Pangururan, namun karena usia yang semakin menua dan tubuh yang sudah lunglai dan tidak lagi berdaya untuk beraktifitas, Bungolo akhirnya hidup ada kadarnya, yaitu dengan berharap uluran tangan dari orang yang mau membantunya.
Kepala Desa/PLH Desa Huta Tinggi Demita Sipayung saat konfirmasi awak media Kamis (26/9/2019), menyebut Nenek Bungolo Sinurat sudah tinggal selama tiga bulan di rumah tanpa dinding tersebut.
"Ibu Bungolo ini sebenarnya bukan warga desa kami, tapi Ibu ini sudah tinggal selama tiga bulan di desa kami ini, sedih kalau melihat kondisinya di usianya yang lanjut ini tak ada satupun keluarga yang mengurusnya. Melihat situasi ini, kita akan berkoordinasi kepada masyarakat sekitar bagaimana baiknya," ujar Demita Sipayung.
Menurutnya, memang tak ada yang dapat diperbuat nenek ini selain pasrah kepada keadaan dan menjalani sisa hidupnya tanpa keturunan. Di rumah tak berdinding itu, dia juga harus menghadapi cuaca dingin saat malam tiba.
Sementara untuk kebutuhan sehari harinya nenek malang ini hanya berharap uluran tangan dari warga yang mau membantunya, dan tak jarang dia juga harus menahan lapar saat tak ada yang bisa untuk ia makan.
Demita juga berharap supaya, Warga dan pemerintah untuk memberikan perhatianya kepada Bungolo Sinurat. "Kami berharap supaya hal ini cepat ditindak lanjuti agar ibu Bungolo dapat bantuan dari pemerintah," katanya mengakhiri.(jabs)
Tidak ada komentar: