Kongres PAEI II, Dr Ninny Susanti Terpilih Jadi Ketua Umum 2021-2023
Ninny Susanti. |
Pemilihan Dr Ninny Susanti menjadi ketua umum periode 2021-2023 dilakukan secara musyawarah Sabtu sore, dalam kongres yang diikuti 64 peserta dari seluruh Inddonesia yang ikut zoom.
Informasi yang diperoleh dari salah seorang peserta Kongres, Dr Taqyuddin menyebut, kongres kali ini dinilai penting dalam upaya pemajuan kebudayaan, sesuai tema kongres "Upaya Pemajuan Kebudayaan, Epigrafi peletak dasar Peradaban Indonesia Modern".
Kongres dibuka pukul 12.30 WIB dengan Laporan Panitia Kongres Indra Eka Wijaya, SHum, sambutan Ketua Umum PAEI Masa Transisi Dr Ninny Susanti. Selain memilih ketua umum, kongres juga membahas AD/ART dan Program Kerja.
Sementara untuk Kongres Epigrafi Sesi 2 yang berlangsung Minggu (14/11/2021) besok berlangsung secara terbuka akan diisi agenda Paparan Program PAEI 2021-2023, Pemberian Anugerah Citralekha Nusantara dan Mengenang Tiga Epigraf yang Wafat tahun 2021.
Dr Ninny S akrab dikenal dengan panggilan Mbak Ninny, adalah dosen di Departemen Arkeologi FIB UI (purnabakti). Pada 2020 - 2021 dia menjabat sebagai Ketua PAEI (peralihan). Terpilih kembali secara musyawarah dan mufakat atas usulan dari anggota komisariat daerah (Kalimantan dan Sumatera), Komda Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten, komda Jateng, Komda DIY, Komda Jatim dan Komda Bali.
Para epigraf menyatakansiap mendukung kepengurusan baru 2021 - 2023 yang dipimpin kembali Dr Ninny Soesanti untuk mensukseskan peran epigraf dalam pemajuan kebudayaan.
Ninny menyatakan peran penting sebagai profesional epigrafi harus mewujudkan adanya Jurnal Epigrafi Indonesia. Selain kerjasama dengan penerbit dan mengkomunikasikan hasil riset epigrafi Indonesia yang dapat dinikmati anak- anak Indonesia dengan bentuk dan narasi yang menyenangkan.
Hal ini memberi gambaran peran epigrafi dalam pemajuan kebudayaan dengan dasar sumber yang outentik untuk diketahui oleh anak Indonesia. Epigraf di komda- komda seluruh Indonesia mewakili mengungkap akar sejarah yang benar daerah masing- masing sehingga meringankan pekerjaan besar ini.
Perhatian khusus PAEI memang selalu berupaya terbuka bekerjasama dengan pihak lain, baik akademisi Indonesia dari berbagai disiplin maupun profesional epigraf mancanegara dengan tetap memegang etika dan menjaga sumber sejarah demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia.
Baru- baru ini ada yang mengusulkan prasasti sebagai benda cagar budaya, hal ini keterdepansn PAEI dituntut untuk mengungkap nilai- nilai penting budaya yang terkandung di dalamnya.
Dikatakan, 14 hari setelah keputusan kongres maka diharapkan kepengurusan baru terbentuk, dan selanjutnya menjalankan tahapan-tahapan program PAEI amanat kongres. (jo2)
Tidak ada komentar: