Syukuran Hari Lahir Wagub Sumut, Tokoh Agama Sebut Edy-Ijeck Seperti Gigi dan Lidah
Gubernur Edy Rahmayadi saat memberikan sambutan. |
Acara syukuran hari lahir (ulang tahun) itu digelar sederhana, dengan pemotongan tumpeng. Dihadiri Pj Sekdaprov Sumut Afifi Lubis bersama seluruh pimpinan OPD, Ibunda Musa Rajekshah Hj Syarifah Rahmah, Ustaz Helmi Nasution (Jemaah Tabligh) serta para santri Rumah Tahfiz Alquran Al-Musannif dan sejumlah masyarakat yang beribadah zuhur di masjid tersebut.
Sebagai tanda ucapan selamat, Gubernur Edy Rahmayadi yang hadir bersama istri Nawal Lubis, pun menyampaikan beberapa kalimat sekaligus harapan kepada Musa Rajekshah yang terus bersamanya memimpin Sumut hingga September 2023 mendatang. Meskipun sedikit bercanda dan menyebut Wagub itu menghilang tiga hari, namun dirinya mengapresiasi langkah putra Alm H Anif itu berada di kawasan pedesaan di Kabupaten Karo, dan membaur dengan masyarakat setempat.
“Pastinya 1 April hari ulang tahunnya, tetapi karena beliau ‘menghilang’ karena ada kegiatan, baru hari ini kita peringati. Dan sekarang Ijeck (sapaan akrab Musa Rajekshah) usianya 48 tahun, pastinya usia yang sudah pernah saya lewati. Kalau Rasulullah (Muhammad SAW) diangkat menjadi Rasul usia 40 tahun, pastinya beliau ini sudah punya kematangan di usia itu,” kata Gubernur.
Kedatangan para hadirin, khususnya unsur Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Sumut, lanjut Gubernur, sebagai wujud kasih sayang dan rasa kebersamaan. Dengan harapan bersama rakyat Sumut, untuk mewujudkan kesejahteraan.
“Saya juga sering sampaikan ke beliau ini, Jeck, marga Shah itu sangat populer di Sumut. Dari saya kecil sampai sekarang. Jaga benar-benar nama baik (marga) Shah. Masjid Al-Musannif ini contohnya (prakarsa Alm H Anif), Ijeck harus meneruskan nama besar H Anif,” sebut Edy, yang juga mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan 1443 H.
Sementara dalam ceramah singkatnya, Tokoh Aggama Ustaz Helmi Nasution dari Jemaah Tabligh menyebutkan Gubernur Edy Rahmayadi dan Wagub Sumut Musa Rajekshah (Edy-Ijeck) ibarat ‘gigi dan lidah’. Keduanya saling bekerja sama, meskipun punya karakteristik yang berbeda.
“Kalau Pak Edy ini ibarat gigi, yang keras, karena beliau latar belakangnya TNI. Dan Ijeck ini ibarat lidah, yang kesannya lembut. Tetapi meskipun yang satu keras dan satu lembut, gigi tak pernah menggigit lidah. Ketika masuk makanan ke dalam, keduanya saling bekerja sama,” sebut Ustaz Helmi.
Kerja sama dimaksud antara keduanya, lanjut Ustaz Helmi, adalah dengan saling memahami kelemahan saudaranya dan saling mengingatkan. Maka apabila keaddan demikian terus terjaga, maka Sumut diyakini dapat menjadi negeri yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur, atau dalam bahasa berarti ‘Negeri yang baik dengan Rabb Yang Maha Pengampun’.
Mendapat ucapan tersebut, Musa Rajekshah mengaku tak menyangka disuguhkan acara syukuran untuk dirinya. Apalagi yang seperti ini katanya, baru pertama kali ia rasakan. Karena itu dirinya berterima kasih kepada Gubernur Sumut yang memberikan penyambutan luar biasa kepada dirinya, di tengah kesibukan mengemban tugas.
“Kami kemarin perjalanan tiga hari di luar. Ada iktikaf dan tidak ada yang lain-lain, selain menjalankan dakwah. Nanti kalau boleh Pak Edy ikut,” kata Ijeck.
Ijeck menjelaskan keberadaanya di Desa Gung Pinto, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo selama tiga hari, juga membawa serta Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Bahruddin Siregar, dimana mereka menelusuri jalan di kawasan pedesaan yang mayoritas lahan pertanian sebagai sumber ekonomi masyarakatnya.
“Jadi sembari saya dakwah, kami juga melihat bagaimana kondisi jalan (infrastruktur) di sana, lebih parah dari yang pernah dikunjungi Presiden waktu itu. Sembari mendengar apa keinginan mereka (masyarakat setempat). Jadi sekali lagi saya terima kasih kepada Pak Edy,” pungkas Ijeck yang hadir bersama istri Sri Ayu Mihari.
Usai penyampaian ucapan selamat dan terima kasih, acara pun dilanjutkan dengan makan siang bersama di pelataran Masjid AL-Musannif. (Jun)
Tidak ada komentar: