UI Serahkan Bus Listrik Karya Anak Bangsa untuk Mendukung Penyelenggaraan Presidensi G20
Penyerahan secara simbolis bus listrik hasil rancangan dan produksi UI. |
Bus yang diserahkan merupakan satu-satunya di Indonesia yang rancang bangun platform chassis-nya, sistem penggerak, sistem rem, sistem kendali, inverter, dashboard, dan sistem pendinginnya (air conditioning) dirancang oleh para ahli UI dan dibangun oleh perusahaan-perusahaan dalam negeri.
Dengan demikian, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) bus ini adalah yang tertinggi di Indonesia untuk kelas bus berukuran besar, yaitu ukuran panjang 12 meter dan bobot maksimal 16 ton.
Bus listrik tersebut dapat terwujud berkat dukungan Pemerintah melalui Lembaga Pengembangan Dana Pendidikan (LPDP) yang menginvestasikan dana pengembangan sebesar Rp12,65 miliar untuk pengembangan platform bus listrik dan Rp5 miliar untuk pengembangan sistem penggerak (motor listrik) oleh UI. Saat ini, kegiatan pengembangan telah sepenuhnya selesai dan UI melalui mitra PT Mobil Anak Bangsa (MAB) telah siap mengkomersialkan hasil penelitian berupa bus listrik.
Bus yang diserahkan juga telah siap melalui uji tipe sertifikasi oleh Kementerian Perhubungan. Saat ini, bus listrik UI adalah satu-satunya prototipe bus berukuran besar hasil penelitian universitas di Indonesia yang siap disertifikasi uji tipe, dan setelahnya siap digunakan di jalan raya.
Rektor UI Ari Kuncoro mengatakan, UI berkomitmen mendukung program-program pemerintah dan turut serta hadir memberikan kontribusi dalam gelaran besar G20. Bus listrik hanya salah satu di antara sekian banyak inovasi yang dihasilkan oleh para peneliti UI untuk mendukung pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional pasca-pandemi Covid-19.
“Dengan ini, UI menyerahkan bus listrik kepada pemerintah sebagai salah satu sarana transportasi penyelenggaraan Presidensi G20,” katanya, Jumat (10/6/2022).
Melalui Bidang Riset dan Inovasi, UI terus memberikan dukungan baik berupa pendanaan, fasilitasi kerja sama dengan mitra industri, dukungan infrastruktur dan fasilitasi compliance terhadap regulasi untuk produk inovasi kepada para peneliti.
Bus listrik yang dihasilkan UI contohnya, dapat dibeli dengan harga sangat bersaing (sekitar Rp5 miliar) dan sudah sesuai dengan regulasi pemerintah terkait kendaraan yang beroperasi di jalan raya berkat dukungan tersebut. Penelitian kendaraan listrik UI juga telah melahirkan perusahaan pemula (startup) teknologi, yaitu PT NSAD yang sangat mumpuni dalam bidang perancangan sistem elektronika dan kendali di tingkat nasional.
Direktur Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Andin Hadiyanto menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi setinggi - tingginya kepada tim UI yang telah berhasil menyelesaikan prototipe Bus Listrik siap uji tipe.
Direktur Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Andin Hadiyanto menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi setinggi - tingginya kepada tim UI yang telah berhasil menyelesaikan prototipe Bus Listrik siap uji tipe.
“Hasil tersebut bukanlah sesuatu yang instan karena telah melalui jalan panjang penelitian selama kurang lebih 10 tahun proses yang telah dijalani dan telah menghasilkan output yang tidak hanya berupa produk fisik (tangible), tetapi juga output dan outcome yang tak ternilai (intangible) diantaranya adalah talenta periset kendaraan listrik (dosen/mahasiswa/ alumni), kekayaan intelektual (KI), peningkatan kapasitas lembaga dan lain–lain,” katanya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menambahkan, berdasarkan instruksi Presiden tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang diarahkan untuk mengarusutamakan belanja APBN maupun APBD untuk produk dalam negeri.
Hal ini dikaitkan dengan potensi pasar bus yang sifatnya captive. Misalnya, potensi pasar untuk bus trans kota. Banyak Pemerintah Daerah yang sudah memiliki armada bus trans kotanya seperti Transjakarta, Trans Solo, Trans JogJa, Trans Deli, Bus Kita dan lainnya.
“Ini adalah peluang besar bagi Indonesia karena bus listrik yang dihasilkan UI ini tidak hanya produk rancangan dan buatan dalam negeri tetapi juga bermerek nasional. Oleh sebab itu, Pemerintah perlu menciptakan pasarnya dan memberikan insentif industri, pembeli, dan penggunanya,” katanya. (gayuh)
Tidak ada komentar: