Pemkab Samosir Bantah Pemberitaan Terkait Dugaan Pupuk Palsu
Bupati Vandiko T Gultom saat memberikan keterangan pers soal dugaan pupuk palsu. |
Konfrensi pers tersebut dihadiri langsung oleh Bupati Samosir Vandiko T Gultom, ST, Dandim 0210/TU Letkol Inf Hari Sandra, Wakapolres Samosir Kompol. ST Panggabean, Kadis Ketapang Pertanian Dr Tumiur Gultom, SP, MP, dan perwakilan produsen pupuk NPK Among Tani dari PT Sari Kresna Kimia Hendra Andi Mulya.
Bupati Samosir Vandiko T Gultom, ST menyampaikan setelah adanya pemberitaan di media terkait pupuk palsu tersebut, Pemkab Samosir telah melakukan langkah-langkah dengan melaporkan kepada Kementerian Pertanian dan menurunkan tim yang langsung turun kelapangan. Dan hasil uji laboratorium menyatakan bahwa pupuk tersebut sesuai standar SNI 2803-2012, artinya tidak palsu.
Plt Kadis Ketapang Pertanian Dr Tumiur Gultom menyampaikan awalnya pada tahun 2022, Samosir mendapatkan Program Fasilitasi Sarana Budidaya Kawasan Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian RI yang dikenal dengan Pengembangan Kampung Bawang dari Kementerian Pertanian RI dengan luasan 40 ha berikut dengan saprodinya yang diterima oleh 26 kelompok tani, atas dorongan dan aspirasi anggota DPR RI Fraksi Partai NasDem Dapil Sumut 2 Martin Manurung SE, MA.
Pada Desember 2022, terjadi banjir yang mengakibatkan gagal panen di lahan seluas 6 ha di Sianjur Mulamula. Pada Tahun 2023, Kementan RI memberikan bantuan 25 ha sebagai pengganti untuk lahan 6 ha tersebut. Dan pada 27 Pebruari 2023 disalurkan kepada kelompok tani penerima untuk dilakukan pertanaman dengan dampingan dari petugas penyuluh pertanian.
Salah satu penerima yakni Poktan Marsada, setelah 21 hari umur tanaman bawangnya petani tersebut akan melakukan pemupukan dengan pupuk NPK Among Tani 16-16-16 bantuan dari Kementan RI. Setelah pupuk tersebut ditabur, kemudian berubah menjadi warna coklat, yang mengakibatkan keraguan karena tidak seperti pupuk yang biasanya mereka gunakan.
Selanjutnya hal tersebut dilaporkan kepada PPL. Namun, sebelum PPL melaporkan kondisi tersebut ke Kantor Dinas Ketapang Pertanian keesokan harinya, tepatnya pada tanggal 25 Mei 2023, sudah muncul berita di media yang mengatakan bahwa pupuk tersebut palsu.
"Pada hari tersebut, juga kita sampaikan ke beberapa jurnalis yang datang, bahwa kita tidak bisa mengatakan pupuk itu palsu, karena belum dilakukan uji laboratorium,” kata Tumiur.
Hasil komunikasi yang dilakukan kepada Ketua Kelompok Tani Marsada Parlinggoman Limbong, menyatakan bahwa dirinya tidak pernah mengatakan pupuk itu palsu seperti yang diberitakan media.
Selanjutnya, Dinas Ketapang Pertanian melakukan kunjungan ke beberapa kelompok tani penerima lainnya yakni Manjae 2015, Maju dan Subur didapati bahwa pertumbuhan Bawangnya cukup optimal dengan menggunakan pupuk yang sama. Demikian juga pada kelompok tani di Desa Habeahan Naburahan, Sikkam, Sarimarrihit dan Sianjur Mulamula, sebanyak 12 kelompok tani kondisi tanaman bawang juga cukup optimal menggunakan pupuk yang sama yaitu NPK Among Tani bantuan Kementan RI.(josm-01)
Tidak ada komentar: