Ketua MPR: Politikus Muda Gagal ke Parlemen karena Isi Tas Kurang
Bambang Soesatyo |
Menurutnya, biaya politik yang tinggi menjadi isu, padahal banyak anak muda yang memiliki kapasitas, integritas, kapabilitas, dan popularitas.
“Tadi kami sempat berbincang hangat, banyak hal, sempat juga menyinggung kenapa hari ini, makin ke sini kok orang-orang, anak muda yang memiliki kapasitas, integritas, kapabilitas, dan popularitas kok enggak lolos di Senayan maupun di semua tingkatan,” ujar Bamsoet, Selasa (16/7/2024) kemarin, setelah bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Selasa (16/7/2024).
“Nah, ternyata ada yang lupa, isi tas yang kurang. Nah, ini juga perbincangan tadi mengapa kita perlu mengevaluasi perjalanan ketatanegaraan kita,” kata dia. Politikus Partai Golkar itu menilai perlu ada refleksi apakah sistem demokrasi yang berjalan saat ini membawa banyak manfaat atau tidak.Bamsoet menyebutkan, salah satu opsi yang muncul adalah memisahkan penyelenggaraan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. “Kemarin orang pada fokus di pilpres, lupa bahwa pileg juga harus kita pilih orang-orang yang memiliki kualitas yang bagus,” ujar dia. Bamsoet juga melampar wacana untuk meningkatkan dana bantuan keuangan untuk partai politik yang saat ini senilai Rp 1.000 untuk satu suara yang didapatkan partai politik. “Berdasarkan kajian KPK yang ideal, negara membiayai partai politik itu supaya berkurang masalah-masalah yang terjadi, korupsi, dan lain-lain itu adalah Rp 10.000,” kata Bamsoet. (jo4)
Tidak ada komentar: